Apa Itu Footnote? Panduan Lengkap Mengetahui Pengertian dan Fungsinya

Apa itu footnote? Anda mungkin tidak terlalu sering mendengar istilah ini di luar dunia akademis. Namun, sudah pasti hal ini biasa digunakan dalam penulisan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Footnote sendiri merujuk pada catatan kaki yang tertulis di bagian bawah halaman, dan biasanya digunakan untuk memberikan penjelasan atau sumber acuan dari istilah atau konsep tertentu dalam tulisan.

Dalam penggunaannya, footnote memiliki peran yang sangat penting dalam menyebutkan sumber referensi yang digunakan dalam penulisan. Dengan adanya footnote, pembaca bisa memastikan keaslian informasi yang disampaikan dan memeriksa lebih jauh mengenai referensi yang digunakan penulis. Selain itu, footnote juga bisa berfungsi sebagai tempat penjelasan tambahan yang lebih detail atau memuat kelanjutan diskusi yang terlalu panjang untuk dimuat di dalam teks utama.

Pentingnya penggunaan footnote dalam penulisan karya ilmiah sangat krusial. Tanpa footnote, tentunya akan sangat sulit untuk memastikan keabsahan dari informasi yang disampaikan dan membuktikan keaslian suatu ide atau konsep. Oleh karena itu, para penulis harus memperhatikan penggunaan footnote dengan cermat dan menyertakan referensi yang akurat serta jelas agar tulisan mereka semakin berkualitas.

Pengertian Footnote

Footnote atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai catatan kaki adalah suatu informasi yang disisipkan di bawah halaman tulisan ilmiah, jurnal, atau buku sebagai referensi dari suatu kutipan atau data yang digunakan dalam tulisan tersebut. Pada dasarnya, footnote berfungsi sebagai penjelas tambahan atau referensi tambahan terhadap suatu kutipan dalam tulisan kita.

Penulisan footnote memiliki aturan tersendiri yang biasanya mengacu pada gaya penulisan yang digunakan. Aturan umum dalam penulisan footnote antara lain, menuliskan nomor urut footnote secara berurutan pada setiap kutipan dalam tulisan, dan menuliskan detail referensi atau sumber kutipan di catatan kaki sesuai dengan format yang ditentukan.

Contoh Penulisan Footnote

  • Contoh penulisan footnote pada karya tulis ilmiah:
  • Muhammad, Rifqi, “Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Kehidupan Laut”, Jurnal Lingkungan dan Alam, Vol. 10, No. 2, 2021, hal. 67.

    1 Ibid., hal. 68.

  • Ibid. merupakan kependekan dari ibidem yang berarti “di tempat yang sama”. Jadi, penulisan footnote dengan menggunakan kata “ibid.” digunakan jika kita merujuk pada referensi yang sama seperti sebelumnya.

  • Contoh penulisan footnote pada buku:

    Harari, Yuval Noah, Homo Sapiens: A Brief History of Humankind (New York: Harper, 2015), hal. 56.

    2 Ibid., hal. 57.

Keuntungan Menggunakan Footnote dalam Penulisan

Menggunakan footnote dalam penulisan memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  • Dapat memberikan informasi detail mengenai sumber kutipan atau referensi yang digunakan dalam tulisan
  • Memudahkan pembaca dalam mencari referensi atau sumber kutipan yang digunakan dalam tulisan
  • Dapat memperkuat argumen atau pendapat kita dengan data atau fakta yang sudah terverifikasi pada referensi yang kita kutip

Kesimpulan

Penulisan footnote merupakan suatu hal yang penting dalam penulisan karya tulis atau jurnal ilmiah. Footnote dapat memberikan informasi tambahan dan referensi terhadap suatu kutipan dalam tulisan, sehingga penulisan kita menjadi lebih akurat dan bermutu. Oleh karena itu, penting untuk memahami aturan penulisan footnote dan menggunakan footnote secara tepat dan benar dalam penulisan kita.

Gaya Penulisan Contoh
1 APA (American Psychological Association) Rifqi, M. (2021). Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Kehidupan Laut. Jurnal Lingkungan dan Alam, 10(2), 67-75.
2 Chicago Manual of Style Harari, Yuval Noah. 2015. Homo Sapiens: A Brief History of Humankind. New York: Harper.

*Nomor urut footnote ditulis di awal kalimat menggunakan tanda titik di bawah angka superscript.

Fungsi dari Footnote

Footnote atau catatan kaki adalah elemen yang sering ditemukan pada karya tulis akademik, seperti jurnal atau skripsi. Fungsi dari footnote sendiri adalah untuk memberikan informasi tambahan atau rujukan pada pembaca mengenai suatu hal yang disebutkan dalam teks utama, namun tidak ingin mengganggu kelancaran bacaan.

Manfaat dari Footnote

  • Memperjelas Keterangan: Dalam teks utama, terkadang ada beberapa keterangan atau informasi yang sulit dipahami atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Dengan adanya footnote, kita dapat memberi tahu pembaca tentang keterangan tersebut tanpa mengganggu alur teks.
  • Mendukung Bukti Pendukung: Saat kita menulis sebuah karya tulis akademik, kita perlu menyertakan bukti-bukti pendukung atau referensi. Dengan menyertakan footnote pada referensi, pembaca dapat melihat lebih detail mengenai sumber tersebut tanpa harus mencari di daftar pustaka.
  • Mencegah Plagiarisme: Dalam setiap karya tulis akademik, kita diharapkan untuk menuliskan ide atau kutipan dari sumber lain dengan tanda kutip atau pengakuan yang jelas. Jika kita menggunakan ide atau kutipan tersebut tanpa memberikan referensi, maka akan terindikasi sebagai plagiat. Footnote dapat membantu kita memberikan referensi yang tepat pada ide atau kutipan tersebut.

Tata Cara Penulisan Footnote

Setelah mengetahui manfaat dari footnote, tahap selanjutnya adalah memahami cara penulisan footnote yang benar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan footnote, seperti:

  • Pada awal penulisan footnote, tambahkan nomor atau simbol yang merujuk pada teks dalam paragraf utama. Nomor atau simbol dapat berupa angka, huruf, atau tanda bintang.
  • Penulisan footnote biasanya diletakkan pada bagian bawah dari teks, namun jika halaman penuh, maka penulisan footnote dapat diletakkan pada halaman selanjutnya.
  • Pada penulisan footnote, sebaiknya gunakan font yang lebih kecil dari ukuran font pada teks utama dan berbeda warna atau format teks untuk membedakan dengan teks utama.
  • Catat referensi dengan benar dan lengkap sesuai sistem referensi yang digunakan, misalnya APA, Chicago, atau Harvard.
  • Jika ada lebih dari satu rujukan pada satu kalimat, maka nomor urutannya diawali dengan tanda koma.

Contoh Penulisan Footnote

Untuk memberikan gambaran dalam penulisan footnote, berikut adalah contoh penulisan footnote menggunakan sistem referensi APA:

Format Penulisan Footnote Contoh
Buku: 1Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Artikel dalam Jurnal: 2Mangunsong, F. (2012). Pentingnya Pengembangan Karakter pada Dunia Pendidikan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Karakter, 1–8. https://www.academia.edu/19726424/Pentingnya_Pengembangan_Karakter_pada_Dunia_Pendidikan
Internet: 3Yuhono, E. (2021, 12 Desember). Ini Alasan Kenapa Internet Cepat di Kantor tapi Lemot di Rumah. Kompas.com. https://tekno.kompas.com/read/2021/12/12/17020087/ini-alasan-kenapa-internet-cepat-di-kantor-tapi-lemot-di-rumah

Dalam penulisan footnote, penting untuk memperhatikan kejujuran dalam memberikan keterangan atau referensi pada pembaca dan aspek teknis dalam menyertakan tanda kaki. Jangan ragu untuk menggunakan footnote dalam karya tulis akademik Anda untuk memudahkan bagi pembaca dalam memahami dan mengevaluasi teks.

Manfaat penggunaan footnote

Footnote adalah catatan kaki yang biasanya digunakan untuk memberikan informasi tambahan pada bagian tertentu dalam sebuah teks. Penggunaan footnote ini memiliki manfaat yang sangat penting bagi para penulis dalam menulis karya ilmiah, seperti jurnal, tesis, dan sejenisnya. Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan footnote:

  • Memudahkan pembaca dalam mencari referensi yang diacu oleh penulis.
  • Menambahkan informasi tambahan yang mungkin tidak dapat dimasukkan ke dalam teks utama karena alasan format atau keterbatasan.
  • Meningkatkan kredibilitas karya ilmiah karena penggunaan footnote dapat memberikan referensi yang jelas dan akurat pada sumber yang digunakan.

Contoh penggunaan footnote

Berikut ini adalah contoh penggunaan footnote dalam suatu teks ilmiah:

Menurut hasil penelitian oleh Soekarno et al. (2018), lebih dari 70% responden menyatakan bahwa mereka senang menggunakan fitur baru pada aplikasi mobile. Namun, beberapa responden juga mengeluhkan terjadinya 1bug pada fitur tersebut.

Referensi Footnote Sumber
1 Soekarno, B., Wahab, A., & Sari, D. (2018). Pengaruh fitur baru pada aplikasi mobile terhadap kepuasan pengguna. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi, 12(2), 45-53.

Dalam contoh tersebut, penulis memberikan informasi tambahan mengenai bug pada fitur baru pada aplikasi mobile dengan menggunakan footnote. Footnote tersebut juga memberikan referensi pada sumber yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat informasi tersebut. Dengan menggunakan footnote, pembaca dapat melihat sumber referensi yang digunakan oleh penulis.

Format Penulisan Footnote

Footnote merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah atau akademik. Melalui footnote, penulis dapat memberikan informasi tambahan atau sumber referensi yang digunakan dalam penulisan. Oleh karena itu, dibutuhkan format yang jelas dan sistematis dalam penulisan footnote agar dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca.

  • Tempat Penulisan
  • Footnote ditulis di bagian bawah halaman dengan jarak sekitar 2,5 cm dari tepi bawah halaman. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembaca dalam mencari referensi yang digunakan penulis dalam penulisan.

  • Penomoran
  • Penomoran footnote dilakukan secara berurutan dengan angka arab. Penomoran footnote dimulai dari angka 1 dan berlanjut hingga akhir karya tulis. Penomoran ini bertujuan agar pembaca dapat menemukan referensi atau informasi tambahan dengan mudah.

  • Format Penulisan
  • Dalam penulisan footnote, terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan. Referensi yang digunakan harus diurutkan secara alfabetis, diawali dengan nama penulis atau pengarang, tahun terbit, judul, dan informasi penerbitan. Setiap komponen harus ditulis dengan format yang tepat.

Contoh Format Penulisan Footnote

Berikut adalah contoh format penulisan footnote yang tepat:

Buku Jurnal Internet

Penulis. (tahun terbit). Judul buku. Penerbit. Halaman.

Contoh:

Ferriss, T. (2016). Tools of Titans. Houghton Mifflin Harcourt. Hal. 82-84.

Penulis. (tahun terbit). Judul artikel. Judul Jurnal, volume(jika ada nomor), halaman. DOI/Alamat URL.

Contoh:

Damanik, B. (2020). Pengaruh Teknologi Terhadap Pembelajaran di Era Digital. Jurnal Pendidikan, Vol. 5 no. 2, Hal. 10. DOI: 10.26499/edukasia.v5i2.423

Penulis. (tahun terbit). Judul artikel. Nama website. Alamat URL.

Contoh:

Rachmadhani, I. (2021). Cara Menulis Footnote dengan Benar. Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2021/11/02/080000169/cara-menulis-footnote-dengan-benar

Dalam penulisan footnote, gunakan font yang sama dengan teks utama, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Gunakan tanda koma untuk memisahkan beberapa referensi atau nomor footnote yang diurutkan berurutan.

Dengan mematuhi aturan format penulisan footnote yang benar, pembaca akan lebih mudah memahami informasi tambahan atau sumber referensi yang digunakan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang hendak menulis karya ilmiah atau akademik. Selamat mencoba!

Perbedaan endnote dan footnote

Dalam penulisan akademis, penyusunan kutipan dan rujukan sangat penting sebagai bentuk penghormatan terhadap karya orang lain serta untuk menjaga akurasi informasi yang disampaikan. Dalam penyusunan kutipan dan rujukan, terdapat dua hal yang sering digunakan yaitu endnote dan footnote. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara endnote dan footnote?

  • Endnote berada di akhir dokumen atau tulisan, sedangkan footnote berada di bawah halaman yang bersangkutan.
  • Endnote menggunakan angka sebagai tanda pengenal, sedangkan footnote menggunakan simbol seperti asterisk (*) atau tanda kurung (()).
  • Endnote berisi keterangan kutipan atau rujukan yang lebih lengkap, sedangkan footnote berisi keterangan singkat atau tambahan yang relevan dengan kutipan atau rujukan yang disajikan.

Perbedaan ini harus dipahami oleh para penulis agar bisa memilih mana yang lebih tepat digunakan dalam penulisan mereka. Meskipun keduanya digunakan untuk tujuan yang sama, namun kelebihan dan kekurangan keduanya harus dipertimbangkan ketika digunakan dalam penulisan akademis.

Selain itu, ada juga versi lain dari endnote dan footnote yang lebih canggih dan mudah digunakan seperti Zotero dan Mendeley. Kedua software ini dapat membantu dalam mengatur kutipan dan rujukan serta menyederhanakan proses penulisan akademis. Namun, perlu diingat bahwa pemahaman dan penggunaan endnote dan footnote secara manual tetaplah penting dalam meningkatkan kemampuan penulisan akademis.

Kelebihan dan kekurangan endnote

Endnote memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan endnote:

  • Kelebihan endnote:
    • Memudahkan dalam mengatur kutipan dan rujukan.
    • Lebih tersusun dan mudah diakses karena terdapat di akhir dokumen.
    • Memiliki fitur yang lebih lengkap seperti kemampuan untuk menambahkan gambar, tabel, dan ilustrasi.
  • Kekurangan endnote:
    • Membutuhkan tambahan waktu untuk menuliskan kutipan dan rujukan pada akhir dokumen.
    • Kurang praktis untuk dokumen atau tulisan yang panjang.
    • Tidak sesuai untuk dokumen yang terdiri dari beberapa bagian karena endnote berada di akhir bagian bukan halaman.

Kelebihan dan kekurangan footnote

Seperti endnote, footnote juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan footnote:

  • Kelebihan footnote:
    • Tidak perlu menuliskan kutipan dan rujukan pada akhir dokumen karena merupakan bagian dari halaman yang bersangkutan.
    • Praktis untuk dokumen atau tulisan yang panjang atau terbagi menjadi beberapa bagian.
    • Memudahkan pembaca untuk mengetahui asal-usul kutipan atau rujukan.
  • Kekurangan footnote:
    • Tidak memungkinkan untuk menambahkan gambar, tabel, atau ilustrasi pada bagian footnote.
    • Banyaknya simbol atau tanda yang digunakan untuk menandai footnote dapat membingungkan pembaca.
    • Sulit diakses jika terdapat banyak halaman dalam dokumen karena harus membuka setiap halaman yang bersangkutan.

Simak tabel perbandingan endnote dan footnote

Endnote Footnote
Ditulis di akhir dokumen Ditulis di bawah halaman yang bersangkutan
Menggunakan angka sebagai tanda pengenal Menggunakan simbol seperti asterisk atau tanda kurung sebagai tanda pengenal
Berisi keterangan kutipan atau rujukan yang lebih lengkap Berisi keterangan singkat atau tambahan yang relevan dengan kutipan atau rujukan yang disajikan

Ketika menggunakan endnote atau footnote, percepatan dan kemudahan dapat dicapai dengan menggunakan software seperti Zotero dan Mendeley. Kesimpulannya, endnote dan footnote memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya. Pemahaman yang baik tentang kedua jenis referensi ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas penulisan akademis Anda.

Referensi dalam Footnote

Footnote adalah suatu cara dalam menambahkan informasi tambahan atau referensi untuk suatu tulisan atau dokumen. Referensi dalam footnote berperan sebagai penyedia sumber informasi yang dijadikan acuan untuk menguatkan argumen atau pendapat dalam tulisan.

Format Penulisan Referensi dalam Footnote

  • Penulisan referensi dalam footnote didahului oleh nomor urut sesuai dengan urutan munculnya dalam tulisan.
  • Nomor urut ditulis dalam superscript, tanpa kurung.
  • Penulisan referensi dapat menggunakan format APA (American Psychological Association) atau format yang lain yang diizinkan oleh penerbit.

Jenis-jenis Referensi dalam Footnote

Beberapa jenis referensi dalam footnote yang umum ditemukan antara lain:

  • Referensi buku: mencantumkan nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit.
  • Referensi artikel jurnal: mencantumkan nama pengarang, tahun terbit, judul artikel, nama jurnal, volume jurnal, nomor jurnal, dan halaman.
  • Referensi surat kabar: mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, nama surat kabar, tanggal terbit, dan halaman.

Contoh Penulisan Referensi dalam Footnote

Berikut adalah contoh penulisan referensi dalam footnote menggunakan format APA:

Jenis Sumber Contoh
Buku 1. Nama Pengarang, Tahun Terbit, Judul Buku (Kota Terbit: Penerbit).
Artikel Jurnal 2. Nama Pengarang, Tahun Terbit, Judul Artikel, Nama Jurnal, Volume Jurnal (Nomor Jurnal): Halaman.
Surat Kabar 3. Nama Penulis, Tahun Terbit, Judul Artikel, Nama Surat Kabar (Tanggal Terbit): Halaman.

Penulisan referensi dalam footnote wajib dilakukan untuk memperkuat argumen atau pendapat yang tercantum dalam tulisan. Dengan adanya referensi, pembaca dapat memahami atau mencari sumber informasi yang dijadikan acuan dalam tulisan. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memahami cara dan format penulisan referensi dalam footnote yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Contoh Penggunaan Footnote

Footnote adalah salah satu komponen penting dalam penulisan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, banyak yang masih bingung tentang bagaimana cara menggunakan footnote dalam penulisan karya ilmiah. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan footnote pada penulisan karya ilmiah:

  • Referensi buku: Penulis, Judul Buku (Tempat terbit: Penerbit, Tahun terbit), halaman.
  • Jurnal: Penulis, “Judul Artikel,” Judul Jurnal volume nomor (Tahun terbit): halaman.
  • Sumber daring: Penulis, “Judul artikel,”nama situs web (Tanggal publikasi), [jenis medium], diakses tanggal akses.

Contoh Penerapan Footnote pada Buku

Contoh penggunaan footnote pada buku bisa diterapkan pada referensi buku sebagai berikut:

1. Rudi Antoni, “Metode Penelitian Kualitatif: Pengertian dan Langkah-Langkahnya” (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015), 22.

Penulis yang ditampilkan pada footnote adalah nama lengkap penulis dan huruf inisial belakangannya. Judul buku setelah itu diikuti dengan informasi penerbitan seperti tempat penerbitan, nama penerbit dan tahun terbit. Terakhir, ditambahkan halaman referensi yang diambil atau disebut oleh penulis.

Contoh Penggunaan Footnote pada Jurnal

Pada contoh penggunaan footnote pada jurnal, penulis biasanya menampilkan nama penulis, judul artikel, judul jurnal, volume jurnal dan halaman. Berikut adalah contoh penggunaannya:

1. R. Maharani, “Peran Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Kinerja Bisnis,” Jurnal Manajemen Vol. 23, No. 1 (2018): 54.

Pada contoh di atas, penulis menampilkan nama penulis lengkap, judul artikel, judul jurnal volume dan nomor, dan halaman referensi yang diambil atau disebut oleh penulis.

Contoh Penggunaan Footnote pada Sumber Daring

Sumber daring bisa berupa artikel, website, atau laporan. Penulis biasanya menampilkan nama penulis, judul artikel, nama situs web dan URL. Berikut adalah contoh penggunaan footnote pada sumber daring:

Format Artikel Contoh
Penulis, “Judul Artikel,”nama situs web (Tanggal publikasi), [jenis medium], diakses tanggal akses. E. Johnson, “7 Ways to Write Better Actionable Items for Your Content Marketing,”Hubspot Blog (March 15, 2017), [blog post], diakses 20 Juni 2021, https://blog.hubspot.com/marketing/write-actionable-items-for-content-marketing.
Format Website Penulis, “Judul Artikel,”nama situs web, diakses tanggal akses.
Format Laporan Penulis, “Judul Laporan,”nama situs web (Tanggal publikasi), [jenis medium], diakses tanggal akses.

Pada contoh sumber daring di atas, penulis menampilkan nama penulis, judul artikel, nama situs web, jenis medium, tanggal publikasi dan URL.

Cara penggunaan footnote untuk sumber lainnya akan diterapkan dengan cara yang sama seperti contoh di atas.

Terima Kasih Sudah Membaca tentang Apa Itu Footnote!

Sekarang kamu sudah lebih memahami apa itu footnote dan bagaimana cara menggunakannya dalam penulisanmu. Jangan lupa, footnote adalah bagian penting dalam menunjang kepercayaan pembaca terhadap sumber yang kamu gunakan. Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait dengan penggunaan footnote, jangan ragu untuk bertanya pada dosen atau temanmu. Terima kasih sudah mengunjungi website kami. Kami harap kamu dapat belajar hal-hal baru di sini. Sampai jumpa di kesempatan lainnya!