Anda mungkin pernah mendengar istilah “bahasa baku” ketika berbicara tentang bahasa Indonesia, namun apa itu bahasa baku sebenarnya? Bahasa baku adalah tata bahasa yang dianggap sebagai acuan standar dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dalam bahasa sehari-hari, kita sering kali menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan tata bahasa yang benar. Oleh karena itu, bahasa baku dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Di Indonesia, bahasa baku diterapkan pada berbagai bidang, seperti sastra, jurnalistik, dan pemerintahan. Bahasa yang digunakan haruslah sesuai dengan tata bahasa yang benar. Selain itu, bahasa baku juga digunakan dalam interaksi formal, seperti dalam presentasi, pidato, ataupun pertemuan bisnis. Oleh karena itu, memahami apa itu bahasa baku sangat penting bagi setiap orang yang ingin mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Namun, keberadaan bahasa baku juga masih menyisakan kontroversi di kalangan masyarakat. Beberapa orang menganggap bahwa bahasa baku telah menghilangkan keunikan dalam bahasa daerah di Indonesia. Sementara yang lain menganggap bahasa baku sudah menjadi semacam “penjara bahasa” yang membatasi kreativitas dalam menggunakan bahasa. Saat ini, bahasa baku masih menjadi topik diskusi yang sering diperdebatkan di kalangan akademisi dan masyarakat umum. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa baku tetap penting untuk memastikan bahwa bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar.
Pengertian Bahasa Baku
Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang digunakan dalam konteks formal dan resmi, seperti pemerintahan, pendidikan, dan media. Bahasa ini menggunakan tata bahasa yang baku, kosa kata yang diterima secara umum, dan pengucapan yang jelas dan mudah dipahami.
Bahasa baku senantiasa dipakai sebagai standar untuk memudahkan komunikasi antara orang yang berbeda latar belakang dan dialek. Bahasa ini mengacu pada norma bahasa tertentu dan mampu menghindari kerancuan dalam penggunaan kata dan ungkapan.
- Bahasa baku kadang-kadang juga dikenal sebagai bahasa sastra atau bahasa resmi.
- Bahasa baku digunakan secara luas dalam berbagai bidang, seperti hukum, akademis, dan bisnis.
- Penggunaan bahasa baku penting untuk memastikan kemampuan komunikasi yang baik dalam tingkat profesionalisme yang memadai.
Penggunaan bahasa baku diatur oleh beberapa standar, seperti Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Selain itu, ada juga lembaga yang bertanggung jawab memastikan penggunaan bahasa baku, seperti Dewan Bahasa dan Pustaka.
Perhatian pada penggunaan bahasa baku tidak hanya penting dalam konteks formal, tapi juga dalam komunikasi sehari-hari sebagai tanda penghormatan terhadap bahasa dan budaya yang diwakilinya.
Dalam kesimpulannya, bahasa baku adalah bentuk bahasa resmi dan formal yang digunakan dalam berbagai situasi profesional. Bahasa ini memiliki tata bahasa yang baku, kosa kata yang diterima secara umum, dan pengucapan yang jelas dan mudah dipahami. Penggunaannya sangat penting untuk memudahkan komunikasi yang baik dan efektif, terutama dalam bidang akademik, bisnis, dan hukum.
Ciri-ciri Bahasa Baku
Bahasa baku merupakan bentuk bahasa yang dianggap sebagai acuan atau pedoman dalam penggunaan bahasa sesuai kaidah-kaidah yang ditetapkan. Berikut adalah ciri-ciri bahasa baku:
- Penggunaan kata-kata yang lazim dan umum diakui oleh khalayak ramai.
- Pemakaian tata bahasa dengan benar dan sesuai aturan.
- Penggunaan kosakata yang beragam dan mengikuti kaidah etimologi.
Penggunaan bahasa baku ini menjadi penting karena bisa mempermudah komunikasi dan memudahkan pemahaman antara pembicara dan lawan bicara. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kredibilitas seseorang dalam situasi formal, baik dalam bisnis, akademik, atau bentuk-bentuk situasi resmi lainnya.
Dalam situasi nonformal, penggunaan bahasa baku masih sangat dianjurkan, namun tidak wajib. Tetapi, dalam situasi tertentu seperti saat melakukan presentasi atau pidato, penggunaan bahasa baku harus diutamakan sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau ketidaknyamanan dengan lawan bicara.
Ciri-Ciri | Contoh |
---|---|
Tidak memakai kata-kata tidak baku | Menggunakan kata sederhana seperti “berjalan” daripada “menapaki” |
Pemakaian tata bahasa yang benar | Menuliskan kalimat menggunakan tata bahasa yang sesuai seperti penggunaan huruf kapital atau penggunaan tanda baca dengan benar |
Penggunaan kosakata beragam yang diakui secara umum | Menggunakan kosakata umum saat berbicara atau menulis seperti mengatakan “terima kasih” daripada “makasih” |
Sebagai penutup, bahasa baku menjadi penting untuk diterapkan dalam situasi formal terutama di lingkungan kerja ataupun pendidikan. Pemilihan kata yang tepat, tata bahasa yang benar, dan penggunaan kosakata yang tepat akan membuat orang terlihat lebih profesional dan mudah dipercaya.
Fungsi Bahasa Baku
Bahasa baku merujuk pada bentuk bahasa yang sering digunakan dalam tulisan resmi atau formal. Penggunaan bahasa baku memiliki beberapa fungsi, yaitu:
- Mempermudah pemahaman dalam komunikasi resmi
- Menjaga konsistensi dan keseragaman bahasa dalam tulisan resmi
- Memberikan citra profesional dan serius terhadap penulis atau lembaga yang menerbitkan tulisan tersebut
Penggunaan bahasa baku dapat meningkatkan kualitas tulisan dan membuatnya lebih mudah dipahami oleh pemilihan kata yang tepat dan menjaga tata bahasa yang benar. Dalam konteks akademik, penggunaan bahasa baku juga merupakan salah satu syarat dalam penulisan karya ilmiah agar dianggap serius dan profesional.
Perbedaan antara bahasa baku dengan bahasa non-baku dapat dilihat dari penggunaan kata-kata yang lebih formal dan kaku, struktur tata bahasa yang benar, serta penggunaan istilah-istilah teknis yang khas. Dalam penggunaan bahasa baku juga terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan, seperti penggunaan kata ganti orang ketiga, penggunaan kata baku yang sudah distandardisasi, serta tanda baca yang lebih diperhatikan.
Contoh Penggunaan Bahasa Baku
Berikut adalah contoh kalimat dalam bahasa baku dan non-baku:
Bahasa Non-Baku | Bahasa Baku |
---|---|
Saya suka makan jajanan pinggir jalan | Saya menyukai makanan jajanan yang dijual di pinggir jalan |
Dia jalan kaki pulang dari kampus | Ia berjalan kaki ketika pulang dari kampus |
Aku lagi stress banget akhir-akhir ini | Saya sedang merasa stres belakangan ini |
Dari contoh tersebut dapat dilihat perbedaan penggunaan kata yang lebih formal dan tata bahasa yang benar pada bahasa baku.
Contoh Bahasa Baku dalam Kehidupan Sehari-hari
Tidak dipungkiri bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa baku adalah salah satu bentuk bahasa yang digunakan dalam komunikasi formal, baik itu dalam tulisan maupun percakapan. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan bahasa baku dalam kehidupan sehari-hari:
- Menggunakan kata ganti orang ketiga dalam percakapan formal, misalnya “beliau” daripada “dia”.
- Menggunakan kata-kata yang benar dan tidak membingungkan dalam tulisan formal, seperti menuliskan kata “sepuluh ribu” daripada “10 ribu”.
- Menghindari penggunaan bahasa kasar atau slang dalam komunikasi formal.
Selain itu, bahasa baku juga dapat ditemukan dalam pekerjaan atau karier seseorang. Misalnya, dalam surat lamaran kerja atau dalam presentasi di depan klien atau atasan. Bahasa yang baik dan benar dapat memberikan kesan yang lebih profesional dan meningkatkan kredibilitas seseorang.
Sementara itu, untuk lebih memahami penggunaan bahasa baku dalam kehidupan sehari-hari, berikut ini adalah tabel perbandingan antara bahasa baku dan bahasa non-baku dalam beberapa contoh kalimat:
Bahasa Baku | Bahasa Non-Baku |
---|---|
“Ketua rapat belum hadir.” | “Ketua belum datang.” |
“Segera periksa dengan teliti.” | “Cepat-cepat cek.” |
“Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.” | “Maaf ya.” |
Dari tabel di atas, terlihat jelas perbedaan antara penggunaan bahasa baku dan bahasa non-baku. Bahasa baku lebih rapi, formal, dan benar, sedangkan bahasa non-baku lebih sederhana, tidak formal, dan sering mengandung kesalahan tata bahasa.
Perbedaan Bahasa Baku dan Bahasa Nonbaku
Bahasa baku adalah bentuk bahasa Indonesia yang ditetapkan dan disempurnakan oleh Pusat Bahasa. Bahasa nonbaku, di sisi lain, adalah bentuk bahasa Indonesia yang lebih tidak formal dan menggunakan kosa kata yang lebih banyak digunakan oleh masyarakat luas.
- Bahasa baku menggunakan kata-kata yang disetujui dan ditetapkan oleh Pusat Bahasa, sedangkan bahasa nonbaku kadang-kadang menggunakan kata-kata tidak baku atau slang.
- Bahasa baku memiliki tata bahasa yang konsisten dan umum diakui, sedangkan bahasa nonbaku bisa memiliki tata bahasa yang tidak konsisten atau bahkan salah gramatikal.
- Bahasa baku biasanya digunakan dalam konteks resmi atau formal seperti pidato, karya tulis ilmiah, atau dokumen resmi, sedangkan bahasa nonbaku lebih umum digunakan dalam konteks informal seperti obrolan sehari-hari atau media sosial.
Perbedaan antara bahasa baku dan bahasa nonbaku menjadi penting untuk diperhatikan saat memilih kata dan tata bahasa yang tepat dalam setiap situasi komunikasi. Bahasa baku digunakan untuk menunjukkan kredibilitas dan keseriusan dalam konteks resmi, sementara bahasa nonbaku digunakan untuk mengungkapkan gaya bahasa yang lebih santai dan informal.
Bahasa Baku | Bahasa Nonbaku |
---|---|
Memperoleh | Dapat |
Menunjukkan | Kasih tau |
Menunjuk | Nunjukin |
Seperti yang terlihat dalam tabel di atas, bahasa baku menggunakan kata-kata yang lebih formal dan konsisten dengan tata bahasa yang benar, sedangkan bahasa nonbaku menggunakan kata-kata yang lebih umum dan slang bahasa sehari-hari yang lebih santai.
Pentingnya Menggunakan Bahasa Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang ditetapkan secara resmi oleh pemerintah dan masyarakat sebagai bahasa yang benar dan sesuai dengan tata bahasa yang berlaku. Penggunaan bahasa baku sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
- Meningkatkan kredibilitas dan kesan profesional
- Menghindari kesalahan dalam penggunaan bahasa
- Meningkatkan kemampuan komunikasi
Penggunaan bahasa baku dapat meningkatkan kredibilitas dan kesan profesional seseorang. Dalam konteks bisnis, menggunakan bahasa yang benar dan baku dapat memberikan kesan yang positif terhadap pelanggan dan mitra bisnis. Selain itu, penggunaan bahasa baku juga meningkatkan kemampuan komunikasi seseorang, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh orang lain.
Selain itu, menggunakan bahasa baku juga dapat menghindari kesalahan dalam penggunaan bahasa. Dalam bahasa Indonesia terdapat banyak kaidah tata bahasa yang harus diperhatikan seperti penggunaan tanda baca, kata baku, dan sebagainya. Jika seseorang tidak memperhatikan kaidah tata bahasa yang benar, bisa jadi pesan yang ingin disampaikan dapat terdistorsi atau bahkan salah dalam pengertian.
Contoh Bahasa Baku dan Tidak Baku
Berikut beberapa contoh kata yang sering ditulis atau diucapkan secara tidak baku dan benar:
Tidak Baku | Baku |
---|---|
Agan | Bapak |
Mimin | Ibu |
Kapan-kapan | Kapan-kapan |
Bangtong | Bajaj |
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan bahasa baku sangat penting agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan benar oleh pihak yang dituju. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan penggunaan bahasa baku dalam kehidupan sehari-hari dan pada setiap kesempatan yang ada.
Cara Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Baku
Dalam artikel tentang ‘Apa itu bahasa baku’, kita tahu bahwa bahasa baku adalah bahasa resmi yang diakui oleh negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa baku. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa baku:
- Membaca buku dengan bahasa baku
- Mendengarkan berita atau pidato dengan bahasa baku
- Bergabung dengan kelompok diskusi yang mengharuskan penggunaan bahasa baku
Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa baku adalah dengan membaca buku dengan bahasa baku. Dengan membaca buku, kita akan terbiasa dengan penggunaan kata-kata dan tata bahasa yang benar, sehingga kita dapat mengaplikasikan hal tersebut dalam percakapan sehari-hari.
Selain membaca buku, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mendengarkan berita atau pidato dengan bahasa baku. Berita dan pidato umumnya disampaikan dengan bahasa baku, sehingga kita dapat belajar dari penggunaan tata bahasa dan kata-kata yang digunakan.
Terakhir, kita dapat bergabung dengan kelompok diskusi yang mengharuskan penggunaan bahasa baku. Dalam kelompok ini, kita akan terbiasa menggunakan bahasa baku, sehingga kemampuan berbahasa baku dapat meningkat dengan pesat.
Benefit | How to Do It |
---|---|
Membaca buku | Pilih buku dengan bahasa baku, nota kata-kata dan tata bahasa yang tidak familiar, dan pelajari artinya. |
Mendengarkan berita atau pidato | Dengarkan berita atau pidato sehari-hari dengan bahasa baku, dan catat kata-kata atau kalimat yang digunakan. |
Bergabung dengan kelompok diskusi | Cari kelompok diskusi yang mengharuskan penggunaan bahasa baku, dan bergabunglah dengan mereka untuk berlatih penggunaan bahasa baku. |
Dengan mengaplikasikan cara-cara di atas, kemampuan berbahasa baku kita akan meningkat dengan pesat.
Sekian Pembahasan tentang Apa itu Bahasa Baku
Nah, itu tadi sekilas tentang apa itu bahasa baku. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang bahasa baku dan kaidah-kaidah penggunaannya. Jangan lupa untuk terus belajar dan mengasah kemampuan berbahasa kita ya, agar kita bisa memahami dan menggunakannya dengan baik. Terima kasih sudah membaca artikel ini, sampai jumpa lagi di kesempatan lain!