Banyak di antara kita yang sering mendengar tentang apa itu aliran Syiah dan Sunni, tapi mungkin tidak semua mengerti dengan jelas tentang kedua aliran tersebut. Kedua aliran ini merupakan dua dari tiga aliran utama dalam agama Islam. Aliran Sunni merupakan aliran mayoritas yang dianut oleh sekitar 85-90% umat Muslim di seluruh dunia, sementara aliran Syiah dianut oleh sekitar 10-15% umat Muslim.
Perbedaan mendasar antara kedua aliran ini terletak pada pemahaman tentang kepemimpinan dalam Islam. Aliran Sunni percaya bahwa pemimpin umat Islam harus dipilih atau ditunjuk oleh masyarakat, sedangkan aliran Syiah percaya bahwa pemimpin umat Islam harus merupakan keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Selain itu, ada beberapa perbedaan teologis lain yang membedakan kedua aliran ini, seperti pandangan tentang imamah dan hadits.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun ada perbedaan di antara kedua aliran ini, umat Muslim Sunni dan Syiah masih bersaudara dan memiliki keyakinan dasar yang sama, seperti keyakinan pada satu Tuhan, kepercayaan pada akhirat, dan pentingnya menjalankan ibadah secara benar dan mengikuti ajaran agama Islam.
Pengertian Aliran Sunni dan Syiah
Islam adalah agama terbesar kedua di dunia, dengan jumlah anggota lebih dari satu miliar. Di Indonesia, Mayoritas penduduknya atau sekitar 87,2% adalah Muslim, dari jumlah tersebut, ada dua aliran utama yang banyak dianut, yaitu Sunni dan Syiah. Keduanya memiliki perbedaan dalam pandangan-pandangan tentang sejarah dan pengajaran Islam dan ini sudah berlangsung sejak awal sejarah Islam.
- Aliran Sunni
- Aliran Syiah
Aliran Sunni atau ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah berasal dari kata bahasa Arab yang artinya adalah “Pengikut Sunah Nabi dan Kelompok”. Aliran ini terbentuk setelah peristiwa kematian Nabi Muhammad SAW, dan dianggap sebagai penerus ajaran Nabi oleh para pengikutnya. Sunni percaya pada empat pilar utama Islam yang meliputi kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menjalankan sholat lima waktu, membayar zakat, dan puasa di bulan Ramadan. Mereka juga menghargai pendapat dan fatwa dari para ulama Islam yang dianggap benar dan sahih.
Aliran Syiah atau syi’ah adalah berasal dari kata bahasa Arab “syi’at Ali” yang berarti “pendukung Ali”. Syiah mempercayai bahwa Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad, adalah penerus sejati Nabi dan Khalifah atau pemimpin umat Muslim. Selain itu, Syiah juga meyakini konsep imamah, di mana imam-imam Syiah yang dipilih oleh Allah memiliki kewenangan keagamaan tinggi dan menjadi pemimpin umat Muslim berdasarkan keturunan dari Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, putri Nabi Muhammad.
Perbedaan Keyakinan Antara Sunni dan Syiah
Islam sebagai agama yang mengajarkan persatuan dan kesatuan umat manusia, ternyata terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Sunni dan Syiah. Perbedaan ini terjadi sejak masa Rasulullah SAW wafat dan umat Islam mencari pemimpin yang tepat untuk menggantikannya. Setelah itu, perbedaan muncul terkait pengkhususan hak kepemimpinan dan penyebutan para sahabat Rasulullah SAW.
- Imam Ali
- Penghormatan terhadap Sahabat Rasulullah
- Penafsiran Al-Quran dan Sunnah
Perbedaan keyakinan antara Sunni dan Syiah terkait penentuan imam atau pemimpin. Sunni menganggap bahwa imam bisa dipilih dari kalangan masyarakat, sedangkan Syiah meyakini bahwa hanya keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, yaitu Imam Ali dan para imam yang berasal dari keturunannya yang pantas menjadi pemimpin.
Sunni memandang semua sahabat Rasulullah sama-sama baik dan dihormati, sedangkan Syiah menghormati sahabat yang sejalan dengan keyakinan mereka dan mengutuk sahabat yang dianggap musuh dan penghianat, seperti Muawiyah yang mengkhianati Ali.
Terkait penafsiran Al-Quran dan Sunnah, Sunnis dan Syiah sama-sama menganggap dua sumber tersebut sebagai dasar ajaran Islam. Namun, Syiah lebih mengutamakan para imam dalam penafsiran mereka, sementara Sunni lebih mengacu pada ijtihad, yaitu proses interpretasi individu yang dihasilkan dari studi mendalam atas nash-nash Al-Quran dan Sunnah, serta ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Sementara itu, perbedaan agama ini menghasilkan sejumlah praktik keagamaan dan budaya yang unik. Hal ini menjadi salah satu daya tarik dari agama Islam, di mana variasi kebudayaan telah memperkaya makna dan pengalaman beragama umat Islam di seluruh dunia.
Dalam pandangan Islam sebenarnya, perbedaan keyakinan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Hal ini sejalan dengan persatuan dan kasih sayang yang harus ditanamkan dan dijaga dalam kehidupan keagamaan. Walaupun terdapat perbedaan, umat Islam pada hakikatnya satu dan tidak terpisahkan.
Perbedaan Keyakinan Antara Sunni dan Syiah | |
---|---|
Penentuan Imam | Sunni menganggap imam bisa dipilih dari kalangan masyarakat, sedangkan Syiah meyakini bahwa hanya keturunan langsung Nabi Muhammad SAW yang pantas menjadi pemimpin. |
Penghormatan Terhadap Sahabat Rasulullah | Sunni memandang semua sahabat Rasulullah sama-sama baik dan dihormati, sedangkan Syiah menghormati sahabat yang sejalan dengan keyakinan mereka dan mengutuk sahabat yang dianggap musuh dan penghianat. |
Penafsiran Al-Quran dan Sunnah | Syiah lebih mengutamakan para imam dalam penafsiran mereka, sementara Sunni lebih mengacu pada ijtihad, yaitu proses interpretasi individu yang dihasilkan dari studi mendalam atas nash-nash Al-Quran dan Sunnah, serta ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. |
Perbedaan keyakinan antara Sunni dan Syiah merupakan fakta sejarah yang mesti dipahami dalam pandangan umat Islam yang mengajarkan kasih sayang, toleransi, dan persaudaraan. Dalam memandang perbedaan ini, umat Islam diharapkan untuk saling menghormati dan menjaga kerukunan tanpa memperbesar perbedaan yang ada. Hal ini penting untuk membangun persatuan umat Islam dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Sejarah Terbentuknya Aliran Sunni dan Syiah
Islam mempunyai jumlah pemeluk terbanyak kedua di dunia setelah agama Kristen. Sejak diresmikan pada abad ke-7, Islam terbagi menjadi dua aliran besar: Sunni dan Syiah. Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya, baik dari sisi faham, maupun sejarah terbentuknya.
- Terbentuknya aliran Sunni
- Terbentuknya aliran Syiah
Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 M, para sahabat dan pengikutnya memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama Islam. Pemilihan tersebut mengakibatkan terjadinya Perselisihan Saqifah, dimana para pengikut Ali bin Abi Thalib berpendapat bahwa ia harus menjadi khalifah karena ia adalah kerabat dan menantu Nabi Muhammad. Konflik antara kelompok Sunni dan Syiah dimulai karena perbedaan dalam pengukuhian khalifah pertama Islam.
Pada saat Perselisihan Saqifah, kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib tidak menyerah. Mereka percaya bahwa hanya keturunan langsung Nabi Muhammad yang berhak menjadi pemimpin Islam. Kepercayaan ini memicu terbentuknya aliran Syiah dan pemilihan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat Islam.
Secara garis besar, perbedaan antara Sunni dan Syiah terletak pada pandangan mereka tentang suksesi khalifah pertama Islam. Selain itu, terdapat perbedaan dalam hal pengakuan terhadap pemimpin agama, penafsiran kitab suci, dan tradisi keagamaan.
Perkembangan Aliran Sunni dan Syiah
Setelah terbentuk, aliran Sunni dan Syiah mengalami perkembangan dan konsolidasi. Perkembangan Sunni terjadi secara alami, menyebar ke seluruh dunia Islam. Sebaliknya, aliran Syiah lebih banyak berkembang dalam komunitas tertentu di Iran, Irak, dan India.
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, terjadi konflik besar-besaran di dalam tubuh umat Islam, dimana terjadi tiga peperangan sipil besar di antara para sahabat. Hal ini berkaitan dengan kebijakan Utsman dalam memperluas kekhalifahan Islam. Kemudian, pada masa pemerintahan Ali, terjadi penindasan dan keprihatinan di kalangan kelompok Syiah, dan terjadilah peristiwa tragis pada perang Karbala tahun 680 M. Hussein bin Ali, cucu Nabi Muhammad dan pemimpin kaum Syiah terbunuh bersama pengikutnya oleh pasukan Khalifah Yazid bin Muawiyah.
Begitu juga dengan aliran Sunni. Setelah masa khalifah tidak berada di tangan keluarga Nabi, sebuah dinasti baru muncul di Timur Tengah pada awal abad ke-8 yang dikenal sebagai Abbasiyah. Dinasti ini memotong habis kekuatan keluarga yang mengklaim diri sebagai keturunan Nabi, serta membangun kerajaan di Baghdad yang kuat, dan mempropagandakan Sunni di seluruh dunia Islam.
Perbedaan dalam Pemahaman Agama Sunni dan Syiah | Aliran Sunni | Aliran Syiah |
---|---|---|
Sukesi Khalifah | Khalifah dipilih oleh masyarakat umum | Khalifah hanya bisa diturunkan secara keturunan dari Nabi Muhammad |
Pandangan terhadap Keluarga Nabi | Mereka disegani dan dihormati, tidak dianggap memiliki kedudukan lebih dari umat Islam lainnya. | Keluarga Nabi dianut dan diberi kewibawaan lebih dari umat Islam lainnya. |
Tradisi Keagamaan | Tradisi keagamaan didasarkan pada sunnah, atau perbuatan Nabi Muhammad. | Tradisi keagamaan didasarkan pada seluruh pengalaman keluarga Nabi Muhammad, terutama Imam Ali dan cucunya Hussein. |
Meskipun terdapat perbedaan dalam pandangan keagamaan, Sunni dan Syiah sebenarnya memiliki lebih banyak kesamaan daripada perbedaan. Keduanya mempercayai satu Allah, menganut lima pilar Islam, dan menyembah Allah dengan berbagai cara termasuk salat dan puasa. Namun, perbedaan yang ada telah menimbulkan konflik dalam sejarah Islam, dan hal ini masih terjadi di beberapa negara di seluruh dunia.
Penganut Aliran Sunni Terbesar di Dunia
Di antara dua aliran mayoritas dalam Islam, yaitu Sunni dan Syiah, Sunni adalah aliran mayoritas dengan jumlah pengikut terbesar di dunia. Berdasarkan data dari The Pew Research Center, Sunni menguasai 85-90% umat Muslim dunia.
- Pengaruh Sunni terbukti dari sejarahnya yang panjang. Aliran Sunni muncul setelah kematian Nabi Muhammad, di mana terjadi perbedaan pendapat tentang siapa yang harus menjadi khalifah atau pemimpin Muslim selanjutnya. Kelompok yang kemudian dikenal sebagai Sunni memilih Abu Bakar sebagai pengganti Nabi Muhammad, sedangkan kelompok yang kini disebut Syiah memilih Ali.
- Keberadaan Sunni menjadi semakin kuat sejak zaman kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Di bawah kekuasaan khalifah-khalifah ini, ilmu pengetahuan seperti filsafat dan matematika berkembang pesat, dan Sunni menjadi aliran yang dominan di lingkungan intelektual dan keilmuan Islam.
- Di beberapa negara, termasuk Arab Saudi, Mesir, dan Indonesia, Sunni adalah aliran mayoritas. Di Indonesia, sekitar 87% penduduk Muslim dikategorikan sebagai Sunni. Adapun organisasi keagamaan terbesar di dunia yang mengikuti aliran Sunni adalah Nahdlatul Ulama, yang berbasis di Indonesia.
Meskipun Sunni merupakan aliran mayoritas Islam, bukan berarti tidak ada perbedaan dalam praktek keagamaan di antara pengikutnya. Terdapat beberapa sub-aliran dalam Sunni, seperti Ahlul Hadits, Athariyyah, Maaturidiyyah, Hanafi, Maliki, Shafi’i, dan Hanbali. Masing-masing sub-aliran memiliki pemahaman dan praktik keagamaan yang sedikit berbeda.
Negara | Persentase Sunni |
---|---|
Arab Saudi | 85-90% |
Iran | 5-10% |
Indonesia | 87% |
Pakistan | 75% |
Bangladesh | 90% |
Pengaruh Sunni masih terasa kuat di dunia Islam hingga saat ini. Aliran ini memiliki pandangan yang lebih konservatif terhadap hukum Islam dan praktek keagamaan dibandingkan dengan Syiah. Meskipun terdapat sub-aliran dalam Sunni, namun pada dasarnya prinsip-prinsip aqidah dan fiqh yang dianut masih sama.
Penganut Aliran Syiah Terbesar di Dunia
Aliran Syiah adalah sebuah aliran dalam agama Islam yang memiliki pengikut di seluruh dunia. Dalam pekerjaannya untuk menyebarkan agama Islam, pengikut aliran Syiah telah tumbuh dan berkembang di seluruh dunia.
Pada artikel ini, kita akan membahas tentang penganut Aliran Syiah terbesar di dunia. Berikut adalah beberapa negara yang terkenal dengan jumlah penganut Syiah terbesar:
- Iran – Iran adalah negara dengan jumlah penganut aliran Syiah terbesar di dunia. Sekitar 90% dari populasi Iran adalah penganut Syiah.
- Irak – Irak adalah negara lain yang memiliki jumlah penganut aliran Syiah yang besar, dengan sekitar 65-70% dari total populasi Irak yang merupakan penganut Syiah.
- Lebanon – Lebanon memiliki sekitar 40-50% penduduknya yang menganut aliran Syiah.
- Azerbaijan – 85% dari penduduk Azerbaijan adalah Muslim dan sebagian besar dari mereka adalah penganut Syiah.
- Bahrain – Bahrain adalah negara kecil di Teluk Persia dan memiliki penduduk mayoritas Syiah dengan sekitar 60% penganutnya mengikuti aliran Syiah.
Pada akhirnya, jumlah penganut aliran Syiah di seluruh dunia belum diketahui secara pasti. Tetapi, di beberapa negara, aliran Syiah telah tumbuh dan menjadi lebih besar dari sebelumnya.
Konflik Sunni-Syiah di Timur Tengah
Aliran Sunni dan Syiah adalah dua aliran besar dalam Islam yang memiliki perbedaan pandangan dalam beberapa aspek keyakinan dan praktik keagamaan. Perbedaan pandangan tersebut telah menyebabkan terjadinya konflik antara Sunni dan Syiah di beberapa negara di Timur Tengah, terutama di Irak, Suriah, dan Yaman.
- Konflik di Irak: Setelah jatuhnya pemerintahan Saddam Hussein pada tahun 2003, Syiah mulai memperoleh kekuasaan yang lebih besar dalam pemerintahan Irak yang sebelumnya didominasi oleh Sunni. Hal ini menyebabkan konflik antara dua aliran tersebut, dengan serangan bom dan upaya pembunuhan yang ditujukan kepada penganut aliran yang berbeda.
- Konflik di Suriah: Konflik di Suriah dimulai pada tahun 2011 ketika masyarakat Suriah memprotes pemerintahan yang dikuasai oleh kelompok Sunni dan menuntut reformasi politik. Pemerintah menanggapi dengan keras dan serangan kepada warga sipil yang dianggap mengancam keamanan negara. Konflik dalam perang sipil ini juga mencakup faktor agama karena kelompok rebek Syiah Iran menyediakan dukungan kepada pemerintah Suriah yang berpaham Syiah.
- Konflik di Yaman: Konflik antara Sunni dan Syiah di Yaman berasal dari perpecahan politik setelah pemerintah yang dipimpin oleh kelompok Syiah Houthi merebut kekuasaan di ibu kota Sana’a pada tahun 2014. Pemerintahan yang sebelumnya dipimpin oleh presiden Sunni, Abdrabbuh Mansur Hadi, mengungsi ke luar negeri, dan membentuk pemerintahan baru yang masih diakui oleh banyak negara sebagai pemerintah resmi Yaman.
Perbedaan pandangan
Konflik antara Sunni dan Syiah tidak hanya terjadi pada level politik, tetapi juga akar dari perbedaan dalam keyakinan dan praktik keagamaan. Salah satu perbedaan pandangan antara dua aliran tersebut adalah dalam memilih pemimpin muslim, dengan Sunni memilih yang terbaik di kalangan umat Islam, sedangkan Syiah mempertimbangkan silsilah keturunan ahli waris Nabi Muhammad SAW. Selain itu, terdapat perbedaan dalam praktik keagamaan, seperti dalam ibadah salat, di mana Sunni melakukan doa hanya tiga kali dalam sehari, sedangkan Syiah melakukan doa sebanyak lima kali.
Pentingnya Tolerance dan Pendidikan Multikultural
Konflik Sunni-Syiah di Timur Tengah dapat diatasi dengan pendidikan multikultural dan toleransi dalam keyakinan, agama, dan budaya. Saling pengertian dan toleransi antara Sunni dan Syiah sangatlah penting untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di dalam masyarakat. Pendidikan multikultural sangatlah penting tidak hanya untuk menghindari terjadinya konflik, tetapi juga untuk memahami dan menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat.
Perbedaan Sunni dan Syiah | Sunni | Syiah |
---|---|---|
Pemimpin Muslim | Terbaik di kalangan umat Islam | Ahli waris Nabi Muhammad SAW |
Ibadah Salat | Tiga kali sehari | Lima kali sehari |
Festival agama | Idul Fitri dan Idul Adha | Ashura (peringatan kesyahidan cucu Nabi Muhammad) |
Dalam kaitannya dengan toleransi multikultural, cara terbaik untuk mengatasi konflik Sunni-Syiah di Timur Tengah adalah dengan pendekatan dialog yang menghargai perbedaan keyakinan dan pandangan tersebut. Pendidikan dan kesadaran akan pentingnya toleransi dan saling menghargai dalam perbedaan agama dapat membantu dalam menciptakan masyarakat yang kuat dan damai.
Islam dan Toleransi Antar Aliran Sunni dan Syiah
Dalam dunia Islam, terdapat dua aliran utama yaitu Sunni dan Syiah. Keberadaan dua aliran ini sebenarnya sudah ada sejak zaman sebelum konflik yang terjadi pada abad ke-7, namun perbedaan tersebut semakin nyata pada masa kini. Mengetahui apa itu aliran Sunni dan Syiah bisa membantu kita untuk lebih memahami perbedaan di antara keduanya dan bagaimana toleransi dapat dijalin antara Sunni dan Syiah.
- What is Sunni and Syiah?
Sunni dan Syiah adalah dua dari tiga aliran Islam. Sunni adalah aliran Islam yang dipercayai oleh mayoritas umat muslim di dunia, yakni sekitar 85% dari total populasi muslim dunia. Sementara itu, Syiah adalah aliran Islam yang dipercayai oleh minoritas muslim, yakni sekitar 15% dari total populasi muslim dunia. - Perbedaan antara Sunni dan Syiah
Perbedaan paling mencolok antara Sunni dan Syiah adalah dalam hal sejarah suksesi kepemimpinan dalam Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad. Sunni menganggap bahwa suksesi kepemimpinan harus dilakukan dengan cara syura atau musyawarah, sedangkan Syiah mempercayai bahwa kepemimpinan harus dilanjutkan oleh orang yang dipilih oleh Nabi Muhammad. - Toleransi Antar Aliran Sunni dan Syiah
Meski terdapat perbedaan antara Sunni dan Syiah, toleransi antara keduanya tetap bisa dijalin. Islam menganut ajaran yang berbasis pada rahmat dan kasih sayang. Oleh karena itu, umat muslim yang baik dan benar harus bisa memelihara sikap toleransi terhadap umat muslim yang berbeda faham atau aliran.
Toleransi antara Sunni dan Syiah juga bisa dijalin dengan cara yang baik melalui pendekatan dialog dan saling menghargai satu sama lain. Konflik yang terjadi antara Sunni dan Syiah lebih disebabkan oleh alasan politik atau kepentingan kelompok, bukan karena perbedaan dalam hal keyakinan atau ibadah.
Kita semua harus mengingat bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, agama yang menganjurkan perdamaian dan sikap toleransi. Mari kita jaga keutuhan dan persatuan di dalam umat Islam dengan menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi antara Sunni dan Syiah.
Perbedaan Antara Sunni dan Syiah | Sunni | Syiah |
---|---|---|
Kepemimpinan | Dilakukan dengan cara syura atau musyawarah | Dilanjutkan oleh orang yang dipilih oleh Nabi Muhammad |
Penghormatan terhadap Khalifah | Menghormati empat Khalifah Rashidun | Hanya menghormati Ali bin Abi Thalib dan keturunannya |
Hari Raya Besar | Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha | Hari raya Ashura dan Mawlid |
Perbedaan antara Sunni dan Syiah seharusnya tidak menjadi penyebab konflik di antara umat Islam. Mari kita menghilangkan prasangka dan membangun sikap toleransi yang baik terhadap umat muslim yang berbeda faham.
Terima kasih telah membaca!
Jadi, sekarang kamu sudah tahu apa itu aliran Syiah dan Sunni. Meskipun terdapat perbedaan di antara keduanya, pada dasarnya mereka memiliki tujuan yang sama dalam menjalankan agama Islam. Penting bagi kita sebagai umat Islam untuk menghargai perbedaan yang ada dan menjalin kerukunan serta toleransi. Jangan lupa untuk kembali lagi dan membaca artikel menarik lainnya di situs ini. Terima kasih!