Apa Itu Aliran Syiah? Pandangan dan Keyakinan dari Perspektif Islam

Apa itu aliran Syiah? Bagi sebagian orang, nama ini mungkin sudah tidak asing di telinga. Namun, ada juga yang masih bingung akan hal ini. Untuk menjawab rasa penasaran, kita perlu memahami dulu apa itu aliran Syiah.

Secara sederhana, aliran Syiah merupakan salah satu dari dua aliran utama dalam Islam, yang berbeda dengan aliran Sunni. Namun, yang membedakan aliran Syiah dengan Sunni bukan hanya masalah pemimpin agama, melainkan juga konsep tentang Imamah. Konsep ini bahkan menjadi poin yang membuat aliran Syiah sering disalahpahami.

Bukan hanya itu, aliran Syiah juga memiliki cabang-cabang yang berbeda, seperti Alawiyah, Zaidiyah, Ismailiyah, hingga Duodecimans. Setiap cabang memiliki karakteristik dan perbedaan pandangan dalam memahami ajaran Islam. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dengan seksama tentang aliran Syiah, agar tidak salah menggambarkan dan menginterpretasikan ajaran-ajaran yang mereka anut.

Pengertian Aliran Syiah

Aliran Syiah merupakan salah satu golongan dalam Islam yang terpecah dari umat Islam pada masa awal penyiaran agama ini. Secara harfiah, Syiah bermakna “pengikut Ali”, yaitu sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW serta suami Fatimah az-Zahraa, putri Rasulullah. Ali bin Abi Thalib dijadikan sebagai khalifah ketiga dalam kekhalifahan Islam, namun terpecah dari kepemimpinan umum oleh sekelompok orang yang merasa Ali pantas menjadi pemimpin berikutnya.

  • Kepercayaan pada Ali sebagai pemimpin Islam secara turun-temurun dilanjutkan oleh kelompok Syiah.
  • Perpecahan ini terjadi karena perbedaan pandangan atas siapa yang berhak menjadi khalifah Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad, dan perbedaan ini menjadi semakin meluas ketika Ali menjadi khalifah.
  • Aliran Syiah diyakini oleh pengikutnya sebagai sisa kebenaran Islam yang telah terlupakan, serta mengedepankan keturunan Ali dijadikan sebagai imam yang memiliki hak untuk melindungi dan mengajarkan ajaran Islam yang benar.

Secara operasional, aliran Syiah memiliki perbedaan dalam praktek keagamaan yang ada di Iran, Irak, Bahrain, dan beberapa negara di Timur Tengah. Meskipun ada perbedaan pandangan antara madzhab Syiah, mereka adalah sebuah golongan yang tetap mengikatkan diri pada tokoh utama mereka, Ali bin Abi Thalib.

Sejarah Munculnya Aliran Syiah

Aliran Syiah merupakan salah satu dari dua aliran cabang Islam yang ada selain Sunni. Secara harfiah, Syiah berarti pengikut Ali bin Abi Thalib, yang merupakan sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW. Aliran ini memiliki kepercayaan dan pandangan yang berbeda dalam Islam, seperti keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib layak menjadi khalifah pertama setelah Nabi Muhammad wafat.

  • Pada masa awal munculnya Islam, Syiah merupakan kelompok minoritas yang berada di bawah pengaruh intelektual dari sahabat-sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Kepercayaan mereka pada Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah pertama menjadikan mereka berseberangan dengan kelompok Sunni yang menganggap bahwa Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebagai khalifah yang sah.
  • Pada periode kekuasaan Bani-Umayyah, Syiah menjadi gerakan perlawanan terhadap pemerintahan kekhalifahan yang saat itu dianggap sebagai rezim yang zalim. Mereka memandang Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin yang berwibawa dan adil, dan menganggap khalifah-khalifah sebelumnya sebagai pelaku pembunuhan yang kejam terhadap keluarga Nabi Muhammad SAW.
  • Selama periode kekuasaan Bani-Abbasiyah, Syiah mulai memperkenalkan doktrin-doktrin keagamaan baru yang secara terbuka mengkritik kebijakan dan praktek-praktek Sunni. Munculnya dinasti Abbasiyah dianggap sebagai kesalahan dalam sejarah Islam, dan Syiah datang untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan menuntut pengakuan khalifah yang sah dan memiliki warisan ilmu agama leluhur Nabi Muhammad SAW.

Seiring berjalannya waktu, Syiah berkembang dan terbagi menjadi berbagai subaliran seperti Ismailiah, Imamiyah, Zaidiyah, dan lain sebagainya. Namun, kepercayaan dasar mereka tetap sama yaitu pengakuan Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin dan penerus ajaran Nabi Muhammad SAW.

Periode Peristiwa Penting
Awal Munculnya Islam Syiah merupakan kelompok minoritas dengan keyakinan berbeda
Masa Kekhalifahan Bani-Umayyah Syiah menjadi gerakan perlawanan terhadap pemerintahan kekhalifahan
Masa Kekhalifahan Bani-Abbasiyah Syiah mulai memperkenalkan doktrin baru dan menuntut pengakuan khalifah yang sah

Munculnya aliran Syiah menggambarkan perbedaan pandangan dan keyakinan dalam agama Islam. Perbedaan ini bukan hanya terjadi di masa lalu, tetapi juga sampai saat ini masih ada perdebatan dan perbedaan di antara kelompok Sunni dan Syiah yang masih terus berlangsung.

Ajaran dan Pandangan Aliran Syiah

Aliran Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang memandang bahwa kekhilafahan atau kepemimpinan umat Islam harus menjadi hak imam atau keturunan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang diwariskan oleh beliau kepada keluarganya. Aliran Syiah ini memiliki ajaran dan pandangan yang berbeda dengan aliran Islam Sunni, termasuk dalam hal akidah, syariat, dan sejarah.

Ajaran Aliran Syiah

  • Imamah (Kepemimpinan): Aliran Syiah percaya bahwa kepemimpinan umat Islam harus menjadi hak imam atau keturunan Nabi Muhammad SAW, yang memiliki wewenang untuk menjaga dan mengajarkan ajaran-ajaran Islam secara benar dan sempurna.
  • Pemahaman tentang Imamah: Aliran Syiah memandang bahwa imam atau pemimpin yang harus dipilih, diwariskan, dan dihargai dalam kehidupan umat Islam adalah mereka yang memiliki keunggulan moral, etika, dan spiritual yang melebihi orang lain.
  • Adil atau Keadilan: Aliran Syiah memandang bahwa keadilan itu adalah hal yang sangat penting dalam ajaran Islam. Mereka percaya bahwa keluarga Nabi Muhammad, termasuk Ali bin Abi Thalib, merupakan orang yang paling adil dan patut menjadi penerus kepemimpinan setelah beliau.

Pandangan Aliran Syiah

Selain ajarannya, Aliran Syiah juga memiliki pandangan-pandangan khusus dalam hal akidah, syariat, dan sejarah. Berikut adalah beberapa pandangan yang dimiliki oleh Aliran Syiah:

  • Tauhid: Aliran Syiah memandang bahwa tauhid atau keesaan Allah SWT merupakan inti dari ajaran Islam dan sangat penting dalam memahami keberadaan manusia di dunia ini.
  • Asmaul Husna: Aliran Syiah memandang bahwa Asmaul Husna, atau nama-nama baik Allah SWT, adalah salah satu dari ajaran penting Islam dan harus dipahami secara benar oleh setiap muslim.
  • Ma’ad: Aliran Syiah memandang bahwa hari kiamat atau Ma’ad adalah suatu kepastian dan akan datang pada waktu yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Sejarah Aliran Syiah

Aliran Syiah awalnya muncul setelah terjadinya perpecahan dalam umat Islam pasca-wafatnya Nabi Muhammad SAW. Meski demikian, sejarah aliran ini terus merambah hingga saat ini. Lalu, bagaimana sejarah Aliran Syiah? Berikut adalah tabel sejarah Aliran Syiah:

Tahun Peristiwa
632 Kematian Nabi Muhammad SAW
632-661 Khilafah Rasyidin
661-750 Khilafah Umayyah
750-1258 Khilafah Abbasiyah
765-818 Peristiwa Karbala
865-940 Munculnya Aliran Syiah Imamiyah

Sejarah Aliran Syiah memiliki keterkaitan dengan sejarah Islam pada umumnya. Meski begitu, pandangan dan ajaran yang diusung oleh Aliran Syiah ternyata memiliki perbedaan dengan aliran Islam lain, termasuk aliran Sunni. Itulah mengapa, Aliran Syiah dianggap sebagai salah satu aliran tersendiri dalam dunia Islam.

Percabangan dalam Aliran Syiah

Aliran Syiah merupakan salah satu dari dua aliran dalam agama Islam, yang mengkhususkan pengikutnya pada garis keturunan Nabi Muhammad. Namun, seperti halnya aliran-aliran lain dalam agama Islam, Syiah mengalami percabangan. Berikut ini adalah beberapa percabangan dalam aliran Syiah:

1. Zaidiyah

  • Zaidiyah merupakan kelompok Syiah tertua dan mengikuti sekte Zaid bin Ali sebagai pemimpin mereka.
  • Mereka mengakui empat khulafaur rasyidin sebagai penguasa sah setelah kematian Nabi Muhammad.
  • Kepercayaan Zaidiyah adalah bahwa penguasa harus dipilih dari keturunan Ali dan Fatimah.

2. Ismailiyah

  • Sekte Ismailiyah dipimpin oleh Imam Ismail.
  • Mereka menyatakan bahwa imam-imam setelah Ismail merupakan penguasa yang sah dan memiliki otoritas spiritual.
  • Mereka memegang keyakinan bahwa Ismail adalah imam terakhir dari keturunan Ali dan Fatimah.

3. Fathimiyah

Fathimiyah menempatkan Fatimah, putri Nabi Muhammad, sebagai pemimpin spiritual mereka. Mereka percaya bahwa Fatimah memiliki otoritas spiritual yang sama dengan imam-imam lainnya. Kelompok ini mengakui dua imam terakhir sebagai imam tertinggi setelah Fatimah, yaitu Muhammad bin Ismail dan Abdullah al-Mahdi.

4. Duodecimans

Kelompok Syiah yang paling banyak diikuti adalah Duodecimans, yang mempercayai bahwa imam-imam Syiah terakhir adalah 12 orang. Mereka berpendapat bahwa penerus Ali dan keturunan dari Fatimah harus terdiri dari 12 imam yang diutus oleh Allah. Imam terakhir dalam keyakinan ini adalah Muhammad al-Mahdi, yang dianggap sebagai ‘imam para imam’ dan disembunyikan oleh Allah di dalam kegagalan mempersiapkan kedatangannya sebagai penegak keadilan di dunia.

Kelompok Syiah Pemimpin Spiritual Imam terakhir
Zaidiyah Zaid bin Ali Lima imam terakhir
Ismailiyah Imam Ismail Imam terakhir
Fathimiyah Fatimah, putri Nabi Muhammad Abdullah al-Mahdi
Duodecimans 12 imam Muhammad al-Mahdi

Setiap kelompok dalam aliran Syiah ini memiliki kepercayaan masing-masing. Dalam praktiknya, kepercayaan ini dapat memengaruhi cara hidup dan kebiasaan setiap pengikutnya.

Perspektif Sunni terhadap Aliran Syiah

Aliran Syiah merupakan salah satu aliran dalam Islam yang memiliki pendapat dan keyakinan yang berbeda dengan aliran Sunni. Meskipun keduanya sama-sama berpegang pada agama Islam, namun terdapat perbedaan dalam pandangan mereka mengenai masa lalu dan masa depan Islam.

Berikut adalah perspektif Sunni terhadap aliran Syiah:

  • Sunnah merupakan sumber utama hukum Islam bagi Sunni, sedangkan Syiah memiliki keyakinan terhadap imamah (kepemimpinan spiritual) dan menempatkan imam-imam tertentu sebagai sumber hukum Islam yang sah.
  • Syiah memiliki pandangan bahwa imam-imam tertentu memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan Nabi Muhammad SAW. Hal ini bertentangan dengan pandangan Sunni yang meletakkan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok paling agung dalam sejarah Islam.
  • Syiah meyakini bahwa imam-imam mereka memiliki kemampuan untuk memberikan taqdir (penentuan takdir) manusia, sedangkan Sunni meyakini bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan untuk menetapkan takdir manusia.

Terlepas dari perbedaan pandangan tersebut, Sunni dan Syiah seharusnya dapat hidup berdampingan dalam persaudaraan Islam. Namun sayangnya, perselisihan antara keduanya seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah umat Islam.

Sebagai umat Islam, kita seharusnya menghargai perbedaan pandangan dan saling menghormati. Hal ini penting dilakukan agar Islam dapat terus tumbuh dan berkembang dengan damai di tengah-tengah masyarakat.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel perbandingan pandangan Sunni dan Syiah:

Pandangan Sunni Pandangan Syiah
Sunnah sebagai sumber hukum utama Imamah sebagai sumber hukum yang sah
Posisi Nabi Muhammad SAW yang agung Imam-imam tertentu memiliki status yang lebih tinggi
Allah SWT menentukan takdir manusia Imam-imam memiliki kemampuan untuk menentukan takdir manusia

Kedua aliran dalam Islam ini memiliki sejarah panjang dan memiliki sub-aliran yang berbeda-beda. Namun sebagai umat Islam, kita diharapkan dapat mengedepankan persamaan dan saling menghormati dalam menjalankan agama Islam. Perselisihan dalam pandangan seharusnya tidak mengurangi rasa kebersamaan dan persaudaraan antara Sunni dan Syiah.

Perbedaan Budaya dalam Aliran Syiah

Ketika berbicara tentang perbedaan budaya dalam aliran Syiah, ada beberapa perbedaan signifikan yang dapat dilihat. Meskipun semua Syiah mempercayai Imam Ali sebagai pemimpin pertama umat Islam setelah Nabi Muhammad, aliran Syiah memiliki perbedaan dalam pandangan dan praktik agama.

  • Aspek bahasa: Ada beberapa Syiah yang menganut bahasa Arab namun ada juga yang lebih memilih untuk berbicara bahasa Farsi. Bahkan, ada beberapa Syiah yang memperlakukan bahasa Farsi sebagai bahasa resmi kepercayaan mereka.
  • Aspek pakaian: Hal yang menonjol dalam pakaian pengikut Syiah adalah warna hitam. Khususnya pada perayaan Ashura, mereka akan berpakaian serba hitam dari topi hingga kaki untuk mengenang Mati Imam Husain. Namun, gaya pakaian Syiah di Iran dan Iraq juga menunjukkan perbedaan dengan penggunaan jubah warna biru atau hijau yang dikaitkan dengan kelompok-kelompok tertentu.
  • Aspek makanan dan minuman: Ada beberapa pengikut Syiah yang sangat membatasi dalam memakan makanan dan minuman tertentu. Sebagai contoh, mereka menghindari daging babi dan minuman beralkohol, serta memperbanyak konsumsi makanan vegetarian. Namun, ada juga Syiah yang mempertahankan gaya makan biasa seperti rata-rata orang lainnya.

Perbedaan kultural juga muncul dalam perayaan islam Syiah di Iran, Irak, Bahrain, dan Lebanon. Meskipun setiap negara memiliki cara dan tradisi yang berbeda, perbedaan budaya Syiah yang ditekankan sangat kental dalam kehidupan kesehariannya. Selain itu, Syiah juga cenderung memiliki sistem pendidikan formal dan beberapa tingkat penekanan pada persyaratan keterampilan bahasa Arab tradisional untuk mendukung pemahaman agama.

Perbedaan Budaya dalam Aliran Syiah Deskripsi
Bahasa Banyak Syiah yang mempercayai bahasa Arab sebagai bahasa utama agama mereka, tapi ada juga yang lebih memilih bahasa Farsi sebagai bahasa resmi.
Agama Syiah lebih fokus pada kepemimpinan otoritas agama dibandingkan Sunni, dan kebanyakan mereka mempercayai konsep Imamah.
Pakaian Sebagian besar Syiah mengenakan kostum serba hitam sebagai bentuk penghormatan terhadap Imam Husain. Namun, ada yang menggunakan jubah berwarna hijau atau biru yang terkait dengan kelompok tertentu.

Semua perbedaan budaya dalam aliran Syiah tersebut akan mempengaruhi cara orang hidup mereka sehari-hari. Bagaimanapun juga, ini adalah bagian dari kekayaan yang ada di dalam Islam.

Perkembangan Syiah di Indonesia

Aliran Syiah merupakan salah satu golongan dalam agama Islam yang memiliki pandangan dan keyakinan berbeda dengan aliran Sunni. Di Indonesia sendiri, Syiah telah berkembang sejak abad ke-16 dan kini memiliki jumlah pengikut yang signifikan.

Berikut adalah beberapa perkembangan Syiah di Indonesia:

  • Pengaruh Tarekat Qadariyah: Syiah pertama kali memasuki Indonesia melalui pengaruh tarekat Qadariyah yang dibawa oleh para pedagang Arab dan Persia pada abad ke-16. Tarekat tersebut berkembang di wilayah pantai utara Jawa dan menyebar ke daerah pedalaman.
  • Pertumbuhan Komunitas Syiah di Indonesia: Komunitas Syiah di Indonesia berkembang pesat selama awal abad ke-19. Hal ini terjadi karena adanya arus migrasi dari tanah Arab dan Persia ke Indonesia. Pada periode ini, komunitas Syiah di Indonesia didominasi oleh para pedagang dan ulama Syiah yang berasal dari luar negeri.
  • Munculnya Gerakan Syiah Lokal: Pada tahun 1924, terdapat perkumpulan ulama Syiah lokal yang mendirikan organisasi Majelis Islam Ahlul Bait (MIAB). Organisasi ini bertujuan untuk mempromosikan ajaran Syiah di Indonesia, melakukan kegiatan sosial, dan membantu umat Syiah yang terkena musibah.

Meskipun Syiah telah berkembang di Indonesia selama ratusan tahun, namun masih terdapat beberapa perbedaan pandangan antara Syiah dan Sunni. Salah satu perbedaan tersebut adalah mengenai posisi kepemimpinan dalam Islam. Syiah meyakini bahwa Raja Salman (keluarga Ali dan Fatimah) adalah orang yang paling berhak memimpin umat Islam, sedangkan Sunni menganggap posisi kepemimpinan adalah milik Abu Bakar, Umar dan Utsman.

Berikut adalah tabel perbandingan pandangan Syiah dan Sunni:

Pandangan Syiah Pandangan Sunni
Menganggap Raja Salman (keluarga Ali dan Fatimah) adalah orang yang paling berhak memimpin umat Islam Menganggap posisi kepemimpinan adalah milik Abu Bakar, Umar dan Utsman
Meyakini bahwa Ali adalah khalifah pertama yang seharusnya menggantikan Nabi Muhammad Menganggap Abu Bakar sebagai khalifah pertama setelah Nabi Muhammad wafat

Meskipun terdapat perbedaan pandangan antara Syiah dan Sunni, namun kedua golongan tersebut masih mampu hidup berdampingan dengan damai di Indonesia.

Terima Kasih Telah Membaca Tentang Apa Itu Aliran Syiah

Sekarang kamu sudah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang aliran syiah dan sejarahnya. Jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut, jangan ragu untuk mencari sumber-sumber lain atau bertanya kepada para pakar agama. Terima kasih sudah membaca, dan jangan lupa untuk kembali lagi ke website kami untuk membaca artikel menarik lainnya di masa depan!