Agama selalu menjadi topik yang sensitif dan penuh dengan perdebatan. Salah satunya adalah agama Syiah. Apa itu agama Syiah? Bagi sebagian orang, Syiah adalah salah satu cabang agama Islam yang sekilas terlihat sama dengan Sunni, namun ada beberapa perbedaan penting di dalamnya. Di Indonesia, masyarakat umumnya lebih banyak mengenal Sunni dan kurang familiar dengan Syiah.
Namun, bagi para pengikut Syiah, agama ini memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri. Mereka meyakini bahwa hanya imam-imam tertentu yang berhak mengambil alih kepemimpinan umat Islam, bukan hanya berdasarkan garis keturunan Nabi Muhammad SAW semata seperti Sunni. Selain itu, Syiah juga memiliki budaya dua belas imam yang diakui sebagai pemimpin agama dan keturunan Nabi Muhammad SAW.
Meski memiliki perbedaan dengan Sunni, Syiah memiliki jumlah pengikut yang signifikan di beberapa negara seperti Iran, Irak, dan Bahrain. Oleh karena itu, mulai penting bagi kita untuk memahami apa itu agama Syiah, sekaligus belajar menghargai keanekaragaman kepercayaan dalam masyarakat kita.
Sejarah Awal Agama Syiah
Agama Syiah merupakan salah satu mazhab dalam Islam yang memiliki penganut di seluruh dunia. Berbeda dengan mazhab Sunni yang mayoritas dianut di negara-negara Timur Tengah, agama Syiah lebih dominan di Iran, Irak, Bahrain, dan beberapa wilayah di Lebanon.
Dalam sejarahnya, agama Syiah bermula pada masa hidup Nabi Muhammad SAW. Setelah beliau wafat, terjadi perselisihan dalam urusan kepemimpinan umat Islam. Sebagian besar umat setuju untuk memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, sementara sekelompok kecil umat bersikeras bahwa Ali bin Abi Thalib pantas menjadi khalifah.
Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Nabi Muhammad dan telah menikah dengan putrinya, Fatimah. Ia merasa memiliki hak untuk menjadi khalifah, namun sebagian dari umat Islam memilih Abu Bakar sebagai khalifah. Perselisihan ini mengakibatkan pecahnya perang saudara antara umat Islam yang dikenal sebagai Perang Jamal dan Siffin.
- Perang Jamal terjadi pada 656 M dan melibatkan pasukan Aisyah, istri Nabi Muhammad dan beberapa sahabat terkemuka melawan pasukan Ali. Aisyah sendiri mengaku sebagai pemimpin perlawanan karena merasa bahwa Ali telah menghalangi hak-haknya sebagai istri Nabi. Namun, pasukan Ali berhasil mengalahkan pasukan Aisyah setelah pertempuran sengit di dekat kota Basra.
- Perang Siffin terjadi pada 657 M antara pasukan Ali dan pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan, gubernur Suriah. Muawiyah juga menganggap dirinya pantas menjadi khalifah menggantikan Utsman bin Affan yang dibunuh oleh kelompok pembangkang pada 656 M. Pertempuran yang berlangsung selama beberapa bulan ini berakhir tanpa adanya pemenang karena upaya Kerajaan Yaman yang menengahi seluruh pihak.
Setelah perang saudara tersebut, Ali akhirnya dilantik sebagai khalifah namun hanya untuk masa jabatan empat tahun karena ia dibunuh oleh Khawarij pada 661 M. Pada waktu itu, sekelompok Muslim menyatakan bahwa khalifah yang sah harus dipilih oleh umat Islam bila terjadi kekosongan kepemimpinan, tetapi Ali berpendapat bahwa kepemimpinan harus diwariskan secara turun temurun dalam keluarga Nabi Muhammad. Pendapat inilah yang menjadi dasar ajaran Syiah.
Imam dalam Perspektif Syiah
Imam adalah pemimpin dalam agama Syiah yang dianggap sebagai pengganti sepeninggal Nabi Muhammad. Dalam pandangan Syiah, imam harus dipilih oleh Allah dan ditunjuk melalui Nabi atau imam yang sebelumnya. Selain itu, imam juga dianggap memiliki pengaruh dan otoritas spiritual yang tinggi.
- Imam dalam Sejarah Syiah
- Pengaruh Imam dalam Kehidupan Umat Syiah
- Peran Khusus Imam Al-Mahdi
Sejak berdirinya agama Islam, jelas terdapat perbedaan pandangan tentang suksesi kepemimpinan setelah Nabi Muhammad. Dalam agama Syiah, pengikutnya menganggap bahwa imam yang pertama adalah Ali, suami dari Fatimah, putri Nabi. Kedudukan imam dalam ajaran Syiah semakin terang dengan munculnya konsep imamah yang menjelaskan bahwa pemimpin setelah Nabi harus berasal dari keturunan Nabi.
Imam dalam pandangan Syiah memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan umatnya. Mereka dianggap sebagai khalifah Allah di bumi dan menjadi sumber kebenaran dan petunjuk spiritual. Selain itu, imam juga diyakini memiliki kemampuan untuk menafsirkan Al-Quran dan hadis sesuai makna yang sebenarnya.
Imam Al-Mahdi adalah imam terakhir dalam ajaran Syiah. Dia diyakini sebagai sosok yang akan muncul di akhir zaman untuk memimpin umat Islam dan membuat dunia menjadi lebih baik. Sejumlah hadis menjelaskan bahwa ia akan memulai tindakan reformasi pada dunia dan membawa kembali kebahagiaan ke dalamnya.
Perspektif Syiah tentang Pengganti Imam
Dalam agama Syiah, pengganti imam akan dipilih oleh imam yang sebelumnya dengan bantuan jin yang dipilih oleh Allah. Proses pemiluan ini disebut “Nass”. Pengganti imam yang baru akan dilantik dengan menyatakan sumpah setia kepada Allah dan imam yang sebelumnya. Selain itu, umat yang dipimpin oleh imam baru juga harus memberikan sumpah setia kepada imam dan mematuhi ajarannya.
Imam | Tahun Kematian | Tempat Dimakamkan |
---|---|---|
Imam Ali | 661 M | Kufah, Irak |
Imam Al-Husayn | 680 M | Karbala, Irak |
Imam Ja’far Al-Sadiq | 765 M | Madain, Irak |
Imam Muhammad Al-Baqir | 733 M | Al-Medinah, Arab Saudi |
Dalam agama Syiah, imam memiliki peran penting dalam kehidupan umatnya. Mereka dianggap sebagai pengganti sepeninggal Nabi Muhammad, dan menjadi sumber kebenaran dan petunjuk spiritual. Setiap imam yang dilantik akan memiliki pengikut yang setia dan akan terus diingat oleh umat Syiah hingga saat ini.
Perbedaan Ajaran Antara Syiah dan Sunni
Syiah dan Sunni adalah dua kelompok besar di dalam Islam. Kedua kelompok ini memiliki beberapa perbedaan dalam ajaran mereka. Berikut adalah beberapa perbedaan ajaran antara Syiah dan Sunni:
- Pemahaman tentang kepemimpinan Islam
Pemahaman tentang kepemimpinan Islam adalah perbedaan yang paling mendasar antara Syiah dan Sunni. Sunni menganggap bahwa kepemimpinan Islam setelah Nabi Muhammad SAW berada di tangan para khalifah yang dipilih melalui musyawarah. Sedangkan Syiah percaya bahwa kepemimpinan harus berada di tangan keluarga Nabi atau imam-imam yang dipilih oleh keluarganya. - Penetapan hukum Islam
Sunni dan Syiah juga memiliki perbedaan dalam penetapan hukum Islam. Sunni mengikuti empat mazhab dalam penetapan hukum, sementara Syiah hanya mengikuti satu mazhab. Mazhab juridik Sunni mencakup Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali. Sementara Syiah mengikuti mazhab Ja’fari. - Budaya ziarah dan penghormatan terhadap Nabi, keluarganya, dan para sahabat
Syiah memiliki praktik ziarah ke makam Nabi Muhammad dan keluarganya serta penghormatan kepada para sahabat Nabi yang berbeda dengan Sunni. Syiah memandang para sahabat Nabi sebagai orang yang mengkhianati keluarga Nabi dan melakukan kejahatan kepada bekas putri Nabi dan keluarganya. Sementara Sunni menghormati semuanya.
Baca Juga: Apa Itu Agama Syiah?
Perbedaan dalam pelaksanaan ibadah
Perbedaan lainnya antara Syiah dan Sunni terkait pelaksanaan ibadah. Beberapa perbedaan antara keduanya termasuk:
- Wudhu: Syiah mengusap kepala setelah mencuci muka, sementara Sunni tidak.
- Shalat: Syiah melakukan sujud di atas tanah alami, sementara Sunni mengizinkan menggunakan tikar, karpet, atau permadani.
- Puasa: Syiah menghitung waktu berbuka puasa lebih lama daripada Sunni.
Perbedaan dalam praktek keagamaan lainnya
Beberapa perbedaan lain antara Syiah dan Sunni termasuk:
- Peringatan hari raya: Syiah merayakan hari raya Idul Fithri dan Idul Adha dengan cara yang berbeda dengan Sunni. Sementara Sunni merayakan dengan shalat Id dan memberikan sedekah, Syiah juga melaksanakan ritual menyembelih di kuburan para syahid.
- Pernikahan mut’ah: Syiah mengizinkan pernikahan mut’ah atau berdasarkan kontrak sementara, sementara Sunni tidak mengakui jenis pernikahan ini.
- Tabarruk: Syiah memberikan tabarruk atau berdo’a untuk keberkahan ketika mengunjungi makam keluarga Nabi, para imam, atau orang suci, sedangkan Sunni tidak.
Perbedaan | Syiah | Sunni |
---|---|---|
Kepemimpinan Islam | Keluarga Nabi atau imam-imam dipilih oleh keluarganya | Para khalifah yang dipilih melalui musyawarah |
Penetapan hukum Islam | Mazhab Ja’fari | Emat mazhab: Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali |
Pelaksanaan ibadah | Mengusap kepala setelah mencuci muka dalam wudhu, sujud di atas tanah alami dalam shalat, dan hitungan waktu berbuka puasa lebih lama | Tidak mengusap kepala setelah mencuci muka dalam wudhu, mengizinkan menggunakan tikar, karpet, atau permadani dalam sujud shalat, dan waktu berbuka puasa lebih cepat |
Di antara perbedaan tersebut, yang paling mendasar adalah pandangan tentang kepemimpinan Islam. Karena perbedaan ini, Syiah mengalami penganiayaan dan diskriminasi di beberapa negara yang mayoritas Sunni seperti Arab Saudi dan Bahrain. Namun, perbedaan ini seharusnya tidak menghalangi umat Islam untuk hidup berdampingan dengan damai dan menghargai perbedaan satu sama lain.
Tradisi dan Ibadah dalam Agama Syiah
Agama Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang memiliki sejarah dan tradisi yang unik. Berbeda dengan aliran Sunni yang lebih dominan di dunia Islam, agama Syiah memiliki praktik-praktik keagamaan yang khas dan berbeda. Beberapa tradisi dan ibadah dalam agama Syiah yang dapat ditemukan antara lain:
- Shalat Jum’at: Shalat Jum’at adalah salah satu praktik ibadah wajib dalam agama Syiah. Shalat Jum’at dilakukan setiap hari Jumat dan dipimpin oleh seorang pemimpin doa yang disebut sebagai imam. Shalat Jum’at merupakan salah satu waktu untuk berdoa dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
- Penanggalan Hijriyah: Agama Syiah menggunakan penanggalan Hijriyah sebagai penanggalan resmi mereka. Penanggalan ini berdasarkan pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
- Ziarah Makam: Ziarah makam adalah praktik ibadah yang umum dilakukan oleh pengikut agama Syiah. Pengikut agama Syiah membawa doa-doa dan bunga ke makam para tokoh agama Syiah yang dianggap sebagai orang yang suci. Praktik ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap para ulama dan wali Allah.
Sebagai agama yang memiliki ciri khas dan unik, Syiah mempunyai sebuah tradisi berupa tabel yang menjelaskan tentang delapan leluhur terakhir dari Imam Ali bin Abi Talib. Tradisi tersebut sering disebut dengan “Silsilah Ahlul Bait”. Tabel ini memberikan gambaran jelas tentang silsilah keluarga besar Nabi Muhammad SAW dan menunjukkan kedekatan keluarga besar tersebut dengan keluarga Nabi Muhammad SAW.
No. | Imam | Zona Penugasan |
---|---|---|
1 | Imam Ali bin Abi Thalib | Mekah / Madinah |
2 | Imam Hasan bin Ali | Madinah |
3 | Imam Husain bin Ali | Mekah / Madinah |
4 | Imam Ali bin Husain Zainal Abidin | Madinah |
5 | Imam Muhammad bin Ali al-Baqir | Madinah / Damsyik |
6 | Imam Ja’far bin Muhammad as-Sadiq | Madinah |
7 | Imam Musa bin Ja’far al-Kadzim | Madinah / Baghdad |
8 | Imam Ali bin Musa ar-Ridha | Madinah / Khurasan |
Tradisi dan ibadah dalam agama Syiah ini memperlihatkan perbedaan yang unik dengan aliran Islam lainnya. Meskipun terdapat perbedaan, penting untuk menghormati perbedaan tersebut dan memahami arti dari praktik-praktik keagamaan tersebut.
Tokoh-tokoh Penting dalam Agama Syiah
Agama Syiah adalah salah satu cabang dari Islam yang memiliki karakteristik berbeda dengan Sunni. Terdapat banyak tokoh penting dalam agama ini yang diakui sebagai pemimpin spiritual oleh para pengikutnya. Berikut ini adalah beberapa tokoh penting dalam agama Syiah.
1. Ali bin Abi Thalib
Ali adalah sepupu dan menantu Nabi Muhammad serta tokoh penting dalam agama Islam. Sebagai tokoh penting dalam agama Syiah, Ali diakui sebagai khalifah pertama oleh para pengikutnya. Mereka meyakini bahwa Ali adalah pewaris langsung dari Nabi Muhammad dan juga orang pertama yang masuk Islam. Selain itu, Ali juga dikenal sebagai pejuang dan hakim yang adil.
2. Hussein bin Ali
Hussein adalah putra dari Ali serta cucu Nabi Muhammad. Ia dianggap sebagai pahlawan Syiah yang gugur dalam pertempuran di Karbala pada tahun 680 Masehi. Peristiwa ini menjadi momen penting dalam sejarah Syiah dan dianggap sebagai puncak ketidakadilan yang dilakukan oleh kekuasaan Bani Umayyah. Kematian Hussein melahirkan semangat juang dalam diri para pengikut Syiah.
3. Imam Ja’far ash-Shadiq
Imam Ja’far ash-Shadiq adalah salah satu imam dalam Syiah yang diakui sebagai ulama dan tokoh penting. Ia dikenal sebagai figur yang bijaksana dan berpengetahuan luas dalam berbagai bidang, seperti filsafat, ilmu kedokteran, dan kimia. Karya-karya ilmiah dan keilmuan Imam Ja’far ash-Shadiq hingga kini masih dikenal dan dipelajari banyak orang.
- 4. Muhammad al-Baqir
- 5. Zainab binti Ali
- 6. Ali ar-Ridha
4. Muhammad al-Baqir
Imam Muhammad al-Baqir adalah tokoh penting dalam agama Syiah yang diakui sebagai imam kelima. Ia dikenal sebagai ulama dan orang yang berdisiplin dalam mempelajari ilmu agama. Pada masa hidupnya, ia banyak memberikan pengajaran kepada para pengikutnya dalam berbagai bidang, seperti Fiqih, Tafsir, dan Hadits.
5. Zainab binti Ali
Zainab binti Ali adalah putri dari Ali dan Fatimah Az-Zahra serta saudari dari Hussein bin Ali. Ia dikenal sebagai pahlawan wanita dalam sejarah Islam. Setelah kematian Hussein, Zainab memimpin para wanita dan anak-anak yang dipenjarakan oleh kekuasaan Bani Umayyah dan menyuarakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim. Peristiwa ini dikenal sebagai Marsiyah Karbala dan menjadi momen penting dari perjuangan para Syiah.
6. Ali ar-Ridha
Ali ar-Ridha adalah putra dari Imam Musa al-Kadzim dan merupakan imam kedelapan dalam agama Syiah. Ia diakui sebagai ulama dan juga pejuang pada masanya. Di mata para pengikut Syiah, Ali ar-Ridha dianggap sebagai orang yang sempurna dalam segi akhlak dan pemikiran serta memiliki kualitas kepemimpinan yang baik.
Demikianlah tokoh-tokoh penting dalam agama Syiah yang memiliki peran penting dalam sejarah dan perkembangan agama ini. Meskipun memiliki perbedaan dengan Sunni, Syiah tetap diakui sebagai satu-satunya agama Islam yang memiliki pemimpin spiritual dalam bentuk imam.
Persebaran dan Pengaruh Agama Syiah di Dunia
Agama Syiah memiliki perkembangan yang cukup pesat dan tersebar di seluruh belahan dunia. Tidak hanya di negara-negara Asia, namun agama ini juga memiliki pengikut yang kuat di berbagai negara di Eropa dan Amerika Utara. Saat ini, jumlah pemeluk agama Syiah diperkirakan mencapai sekitar 15-20% dari total umat muslim di dunia.
- Persebaran di Asia:
- Persebaran di Eropa:
- Persebaran di Amerika Utara:
Agama Syiah terutama tersebar di wilayah Timur Tengah dan Asia Tenggara, dengan Iran sebagai pusat agama Syiah yang terbesar. Di negara-negara seperti Irak, Bahrain, dan Azerbaijan, mayoritas penduduk memeluk agama Syiah. Sementara itu, di Pakistan, India, dan Bangladesh, agama Syiah menjadi minoritas tetapi tetap memiliki pengikut yang kuat.
Agama Syiah mulai berkembang di Eropa sejak tahun 1979, ketika para pengikut Ayatollah Khomeini melarikan diri ke sana. Saat ini, negara-negara seperti Inggris, Denmark, dan Swedia memiliki jumlah pengikut agama Syiah yang signifikan.
Agama Syiah mulai dikenal di Amerika Utara sejak tahun 1960an dan saat ini memiliki pengikut yang cukup besar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Di AS, komunitas Syiah terbesar terdapat di kota Dearborn, Michigan.
Pengaruh agama Syiah terhadap masyarakat dan politik di negara-negara tempat agama ini tersebar juga cukup signifikan. Contohnya, di Iran, agama Syiah memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan politik dan sosial. Sementara itu, di Irak, konflik antara pemerintah mayoritas Syiah dan minoritas Sunni menjadi sumber permasalahan yang berkaitan dengan agama.
Berikut adalah perkembangan jumlah pengikut agama Syiah di beberapa negara di dunia:
Negara | Jumlah Pemeluk Syiah |
---|---|
Iran | 85-90% dari populasi muslim Iran |
Iraq | 50-65% dari populasi muslim Iraq |
Bahrain | 50-75% dari populasi Bahrain |
Azerbaijan | 85-95% dari populasi muslim Azerbaijan |
Pakistan | 10-20% dari populasi muslim Pakistan |
India | 2-3% dari populasi muslim India |
Amerika Serikat | 2 juta penduduk |
Dari data di atas dapat dilihat bahwa agama Syiah memiliki pengikut yang cukup banyak di beberapa negara tertentu. Namun, meskipun begitu, agama ini tetap menjadi minoritas dalam populasi muslim secara global.
Kontroversi dan Isu Sensitif yang Terkait dengan Agama Syiah
Agama Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang memiliki perdebatan dan kontroversi yang kuat dengan aliran Sunni. Berikut adalah beberapa isu sensitif yang terkait dengan Agama Syiah dan kontroversi yang muncul di kalangan umat Islam.
- Pandangan tentang Kepemimpinan Islam
Salah satu perbedaan utama antara Sunni dan Syiah adalah pandangan mereka tentang kepemimpinan dalam Islam. Sunni menganggap kepemimpinan Islam adalah tugas umum dan bisa dipegang oleh siapa saja, sedangkan Syiah meyakini bahwa hak untuk memimpin hanya ada pada orang yang dipilih dari keluarga Nabi Muhammad. Hal ini menyebabkan beberapa kontroversi di antara umat Islam, terutama saat pemilihan pemimpin tertentu. - Penggunaan Kata-kata Suci
Sebagian masyarakat menganggap Syiah terlalu sering menggunakan kata-kata suci dalam keseharian mereka. Hal ini menimbulkan kontroversi, karena Sunni berpendapat bahwa penggunaan kata-kata suci secara berulang-ulang di luar konteks keagamaan adalah kurang sopan. - Tradisi Ziarah ke Kuburan
Tradisi ziarah ke kuburan di kalangan Syiah sering dianggap aneh dan menyebabkan kontroversi, terutama di kalangan Sunni. Banyak orang menganggap tradisi ini tidak sesuai dengan ajaran Islam. Meskipun sebagian besar Syiah menganggap tradisi ini penting, beberapa dari mereka menganggapnya sebagai kesalahan atau kekhilafan. - Pemaknaan Mengenai Kematian Imamiyah
Salah satu perbedaan utama antara Syiah dan Sunni adalah pemahaman mereka tentang kematian imam-imam terakhir. Syiah percaya bahwa imam terakhir mereka, Imam Mahdi, masuk dalam keadaan gaib pada abad ke-9 Masehi dan akan muncul kembali untuk membawa keadilan universal. Sunni, di sisi lain, percaya bahwa tidak ada imam atau individu yang memiliki kedudukan seperti itu dalam Islam.
Perbedaan dalam Ibadah
Perbedaan praktik ibadah juga menjadi isu sensitif yang terkait dengan Agama Syiah. Meskipun umumnya memiliki prinsip-prinsip yang sama, Syiah memiliki perbedaan dalam bagaimana mereka melakukan pengabdian mereka kepada Tuhan.
Berikut adalah beberapa contoh perbedaan tersebut:
Praktik Ibadah | Sunni | Syiah |
---|---|---|
Shalat | Empat rakaat, dilaksanakan tiga kali sehari | Tiga rakaat, dilaksanakan tiga kali sehari |
Zakat | Dilarang dibayarkan kepada keluarga Nabi Muhammad | Dibayarkan kepada keluarga Nabi Muhammad sebagai bagian dari ibadah |
Puasa | Wajib dilaksanakan selama bulan Ramadhan | Wajib dilaksanakan selama bulan Ramadhan dan tiga hari terakhir bulan Syawal |
Pembagian Warisan | Dilaksanakan secara proporsional sesuai hukum Islam | Terdapat perbedaan proporsional dalam pembagian warisan antara suami dan istri, orang tua dan anak, dan pria dan wanita |
Meskipun praktik ibadah yang berbeda tidak secara langsung menunjukkan perbedaan ideologi antara Sunni dan agama Syiah, perbedaan ini menghasilkan perbedaan pandangan praktis dalam kehidupan sehari-hari, dan kadang-kadang menghasilkan kontroversi di kalangan umat Islam.
Terima Kasih telah Membaca!
Itulah sedikit penjelasan mengenai apa itu agama Syiah. Meskipun agama Syiah masih terbilang kontroversial, namun kita harus selalu menghargai perbedaan dan tidak menghakimi satu sama lain karena perbedaan keyakinan. Jangan lupa untuk selalu bersikap toleran dan menghargai perbedaan. Terima kasih telah membaca artikel ini dan jangan lupa untuk kunjungi lagi website kami untuk informasi menarik lainnya! Sampai jumpa!