Dunia teknologi dibuat waspada dengan berita terbaru mengenai Apple Vision Pro. Menurut Ming-Chi Kuo, analis produk Apple yang kredibel di bidang rantai pasokan, keadaan perangkat realitas virtual (VR) tersebut jauh dari harapan.
Kuo melaporkan bahwa Apple telah memangkas estimasi pengiriman (dan tentunya produksi) Vision Pro untuk tahun ini menjadi 400.000-450.000 unit. Angka ini jauh lebih rendah dibanding “konsensus pasar” yang memperkirakan angka 700.000-800.000 unit atau bahkan lebih.
Pemangkasan ini dilakukan Apple bahkan sebelum Vision Pro resmi diluncurkan di luar Amerika Serikat. Artinya, permintaan di pasar AS sendiri telah anjlok drastis dibanding ekspektasi awal perusahaan. Akibatnya, Apple memilih untuk bersikap konservatif terkait permintaan di negara lain yang rencananya akan menyusul mendapatkan Vision Pro.
Vision Pro: Kejatuhan Popularitas yang Cepat
Peluncuran Vision Pro mungkin bisa digambarkan dengan pepatah “naik daun, kemudian menghilang.” Perangkat ini mungkin menarik perhatian di awal kehadirannya, namun tampaknya konsumen cepat bosan. Hal ini tercermin dari penurunan permintaan yang signifikan di Amerika Serikat.
Beberapa faktor bisa jadi penyebab lesunya permintaan Vision Pro. Harga yang premium, persaingan dari produk sejenis, atau kurangnya konten yang menarik bisa jadi menjadi alasan keengganan konsumen untuk meminang VR besutan Apple tersebut. Apple sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab penurunan permintaan ini.
Dampak ke Jadwal Peluncuran dan Produksi Masa Depan
Penurunan permintaan Vision Pro tak hanya berdampak pada produksi tahun ini, namun juga mempengaruhi rencana Apple ke depannya. Apple disebut-sebut tengah mengkaji ulang dan menyesuaikan jadwal peluncuran produk mereka. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa tak akan ada model Vision Pro baru di tahun 2025.
Lebih lanjut, Apple diprediksi mengalami penurunan pengiriman Vision Pro di tahun 2025 dibandingkan dengan 2024. Ini mengindikasikan bahwa Apple kurang optimis terhadap masa depan perangkat VR tersebut. Keputusan untuk memangkas produksi dan menyesuaikan jadwal rilis menjadi sinyal kuat bahwa Apple sedang mencari strategi baru untuk lini produk VR mereka.
Masa Depan VR dan Tantangan Apple
Peristiwa yang menimpa Vision Pro menjadi catatan penting bagi Apple dan pemain lain di industri VR. Kegagalan Vision Pro bisa jadi disebabkan oleh belum matangnya pasar VR secara umum. Konsumen mungkin masih belum terbiasa atau belum melihat manfaat konkret dari penggunaan VR.
Selain itu, kenyamanan penggunaan dan ketersediaan konten berkualitas juga memegang peranan penting. Para pengembang VR dituntut untuk menghadirkan pengalaman yang imersif dan aplikatif agar teknologi ini bisa diterima secara luas.
Apple, dengan sumber daya yang dimilikinya, tentunya diharapkan bisa menjawab tantangan tersebut. Apakah Apple akan merilis Vision Pro dengan fitur yang lebih baik dan harga yang lebih bersaing? Atau mungkin mereka akan beralih ke teknologi realitas lain yang lebih menjanjikan? Keputusan Apple selanjutnya akan menjadi penentu apakah mereka bisa bangkit dari kekecewaan Vision Pro atau justru tertinggal dari kompetitor di ranah VR.