OpenAI baru saja meluncurkan aplikasi ChatGPT gratis untuk iOS, memberikan pemilik iPhone dan iPad cara mudah untuk menguji teknologi AI yang dipakai dalam aplikasi tersebut.
Aplikasi baru ini, yang mampu berbicara dengan cara yang sangat mirip dengan manusia, sudah tersedia di App Store Amerika Serikat dan akan hadir di negara-negara lain “dalam beberapa minggu mendatang,” kata OpenAI. Pengguna Android berjanji akan mendapatkan aplikasi ChatGPT mereka sendiri “segera”.
Dalam sebuah posting di situs webnya yang memperkenalkan aplikasi ChatGPT mobile bebas iklan untuk iPhone, OpenAI menjabarkan beberapa tugas yang mungkin ingin Anda gunakan untuk aplikasi ini, antara lain:
- Jawaban instan: Dapatkan informasi yang tepat tanpa harus memilah iklan atau hasil pencarian yang banyak.
- Saran yang disesuaikan: Cari panduan tentang memasak, rencana perjalanan, atau cara menulis pesan yang berbobot.
- Inspirasi kreatif: Hasilkan ide hadiah, susun presentasi, atau tulis puisi yang sempurna.
- Masukan profesional: Tingkatkan produktivitas dengan umpan balik ide, ringkasan catatan, dan bantuan topik teknis.
- Peluang belajar: Jelajahi bahasa baru, sejarah modern, dan banyak lagi dengan kecepatan Anda sendiri.
Aplikasi ChatGPT juga mengintegrasikan Whisper, sistem pengenalan suara open source OpenAI untuk input suara. Pelanggan ChatGPT Plus akan mendapatkan akses awal ke fitur baru, waktu respons yang lebih cepat di aplikasi, dan akses eksklusif ke GPT-4 – model yang lebih canggih daripada GPT-3.5, yang menggerakkan ChatGPT.
“Dengan aplikasi ChatGPT untuk iOS, kami mengambil langkah lain menuju misi kami dengan mengubah penelitian terkini menjadi alat yang berguna yang memberdayakan orang, sambil terus membuatnya lebih mudah diakses,” kata OpenAI.
Mungkin saja pengguna iPhone yang kesulitan dalam berbicara dengan asisten digital Siri Apple akan lebih sering terlibat dalam percakapan dengan aplikasi ChatGPT milik OpenAI.
Setelah diluncurkan pada bulan November, ChatGPT dengan cepat menjadi viral, dengan kesuksesannya meningkatkan pengembangan AI oleh raksasa teknologi lain seperti Google dan Meta, meskipun banyak startup juga masuk ke sektor ini.
Ini juga memicu debat sengit tentang sejauh mana teknologi generative-AI yang sama kuatnya seperti ChatGPT akan berdampak pada industri dan masyarakat lebih luas, melengkapi pekerjaan sambil menggantikan banyak pekerjaan lainnya.
Beberapa ahli AI, termasuk “bapak AI” Geoffrey Hinton, mengatakan bahwa meskipun teknologi ini menawarkan banyak manfaat potensial, regulasi yang mendesak diperlukan untuk mengurangi kemungkinan penggunaannya untuk tujuan jahat.
Hinton bahkan menyatakan kekhawatiran bahwa teknologi ini suatu saat bisa menjadi terlalu kuat dan menghancurkan manusia itu sendiri. CEO OpenAI, Sam Altman, juga baru-baru ini memperingatkan bahwa kita mungkin tidak jauh dari AI yang “potensial menakutkan” dan mengatakan bahwa mengatur regulasinya sangat “kritikal”.
Dalam upaya untuk menjaga agar tetap berada di garis terdepan teknologi yang cepat berkembang, para pembuat kebijakan di Amerika Serikat dan di luar negeri saat ini sedang mencari cara untuk mengatur teknologi AI.
Tantangan Regulasi Teknologi AI
Saat ini, teknologi AI telah mencapai tingkat kemajuan yang sangat tinggi. Teknologi ini mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia, seperti mendeteksi penyakit, menganalisis data, dan bahkan menulis berita.
Meskipun teknologi AI menawarkan banyak manfaat, ada beberapa risiko yang muncul ketika teknologi ini telah digunakan secara luas. Oleh karena itu, para ahli berpendapat bahwa perlu ada regulasi untuk teknologi AI. Namun, regulasi teknologi AI bukanlah hal yang mudah.
Salah satu tantangan terbesar dalam mengatur teknologi AI adalah bahwa teknologi ini terus berkembang dengan sangat cepat. Oleh karena itu, regulasi yang dibuat haruslah mampu mengikuti perkembangan teknologi AI. Selain itu, ada juga tantangan lain seperti masalah privasi dan keamanan, bias AI, dan banyak lagi.
Regulasi teknologi AI sangat penting untuk menjaga agar teknologi ini digunakan secara etis dan aman. Namun, regulasi juga harus mempertimbangkan bahwa teknologi AI juga memiliki banyak manfaat untuk masyarakat dan industri. Oleh karena itu, regulasi haruslah seimbang antara manfaat dan risiko teknologi AI.