AMD, salah satu produsen chip komputer terkemuka, dikabarkan sedang bersiap untuk meluncurkan CPU hibrida pertamanya. Langkah ini menandakan AMD mengikuti jejak Intel yang telah meluncurkan chip Alder Lake generasi ke-12 dengan arsitektur hibrida pada akhir tahun 2021.
Arsitektur hibrida ini memadukan jenis inti yang berbeda dalam satu paket, yang memungkinkan pencapaian kinerja yang tinggi dengan penggunaan daya dan ruang yang lebih efisien.
Meskipun Intel bukanlah pelopor arsitektur ini, karena Arm juga telah menggunakannya dalam big.LITTLE, kehadiran arsitektur hibrida di desktop menjadi perhatian utama dalam industri komputasi. AMD sebelumnya hanya menawarkan satu arsitektur per CPU, tetapi dengan meluncurkan CPU hibrida ini, AMD tampaknya sedang mengadopsi inovasi dari Intel.
Arsitektur hibrida telah membuktikan dirinya sebagai inovasi yang berhasil bagi Intel, dan AMD tampaknya ingin mengikuti jejak ini. Meski demikian, AMD memiliki keunggulan tersendiri karena penggunaan chiplet selain desain monolitik tradisional dalam produknya.
Chiplet, atau juga dikenal sebagai Core Complex Die (CCD), memungkinkan AMD menawarkan lebih banyak pilihan dalam penggunaan inti besar (big cores) dan inti kecil (efficiency cores). AMD juga telah mengumumkan rincian penting tentang chip hibrida pertamanya, yang kemungkinan besar akan menjadi CPU hybrid yang inovatif.
Arsitektur CPU Hibrida AMD
AMD diketahui memiliki inti Zen 4 sebagai inti besar (big core) dan varian baru inti Zen 4c sebagai inti kecil (efficiency core). Inti Zen 4c ini dikembangkan dengan tujuan meningkatkan efisiensi daya dan area, dan pertama kali digunakan dalam CPU server yang dioptimalkan untuk cloud dengan 128 inti.
Namun, AMD juga telah menjadikan Zen 4c sebagai inti kecil dalam CPU hibrida pertamanya yang diberi nama Phoenix 2 APU. Phoenix 2 APU adalah chip hibrida enam inti dengan dua inti Zen 4 dan empat inti Zen 4c. Keberadaan inti Zen 4c ini membuat Phoenix 2 lebih kecil dibandingkan Phoenix APU yang biasa.
Meski demikian, beberapa fitur seperti kemampuan AI dan grafis terintegrasi pada Phoenix 2 juga dikurangi dibandingkan dengan Phoenix APU yang lain. Meski Phoenix 2 sudah diproduksi dan mungkin sudah ada di laptop saat ini, kemungkinan saat ini chip tersebut belum sepenuhnya memanfaatkan arsitektur hibrida yang dimilikinya.
Potensi AMD dalam Menghadapi Batasan Kapasitas Core pada CPU Desktop
AMD telah menghadapi batasan kapasitas inti pada CPU desktop, di mana AMD hanya dapat menempatkan dua chiplet dalam satu CPU mainstream. Hal ini membatasi jumlah inti yang dapat ditawarkan AMD pada CPU Ryzen, yakni hanya 16 inti sejak tahun 2019.
Namun, dengan adanya Zen 4c CCD yang memiliki 16 inti, AMD dapat menggabungkan satu CCD Zen 4 dengan delapan inti dan satu CCD Zen 4c dengan 16 inti, sehingga dapat mencapai CPU dengan 24 inti tanpa masalah. Bahkan, dengan chiplet dan arsitektur hibrida yang digabungkan, AMD berpotensi meluncurkan CPU dengan 40 inti, dengan menggunakan CCD Zen 4 dan Zen c-variant.
Pentingnya Arsitektur Hibrida dalam Inovasi AMD
AMD menggunakan chiplet sebagai solusi untuk mengatasi biaya mahal produksi CPU serta peningkatan yang semakin kecil pada setiap proses manufaktur baru. AMD akan menggunakan proses node 3nm dari TSMC untuk Zen 5, tetapi proses ini hanya memberikan peningkatan kecil pada kepadatan cache dan kepadatan analog yang relatif rendah.
Sebagai perusahaan yang inovatif, AMD mengadopsi arsitektur hibrida sebagai langkah strategis ke depan. Meskipun Phoenix 2 hanya merupakan langkah awal AMD dalam CPU hibrida, kemungkinan besar AMD akan memperluas penggunaan arsitektur ini pada generasi-generasi selanjutnya.
Arsitektur hibrida telah membuktikan keberhasilannya bagi Intel, dan AMD berpotensi meningkatkan performa CPU terbaik mereka di masa mendatang dengan menggunakan desain hibrida.
AMD terus berinovasi dalam dunia komputasi dengan meluncurkan CPU hibrida pertamanya. Arsitektur hibrida ini memungkinkan AMD untuk menggabungkan inti besar dan inti kecil, sehingga memungkinkan pencapaian performa tinggi dengan penggunaan daya yang lebih efisien.
Dengan chiplet dan arsitektur hibrida yang digabungkan, AMD berpotensi meluncurkan CPU dengan inti yang lebih banyak dan performa yang lebih tinggi daripada sebelumnya. AMD terus memperkuat posisinya di industri komputasi dan memberikan inovasi yang menarik bagi para pengguna.